Intisari-Online.com - Loofah, sikat mandi, atau apa pun yang biasa kita gunakan untuk menggosok tubuh saat sedang mandi ternyata merupakan media subur pertumbuhan bakteri pemicu alergi, iritasi kulit, bahkan infeksi.
Kulit halus juga bisa menjadi tempat berkembang biak yang baik bagi bakteri. Pasalnya, loofah, spons atau sikat mandi bisa menyimpan sel-sel kulit mati dalam celah dan menjadi makanan bagi bakteri untuk berkembang.
“Selain itu, kita menaruh loofah di lingkungan kamar mandi yang lembab, yang pada akhirnya membuat jamur tumbuh di sisa sel kulit mati yang masih tertinggal di loofah,” terang J. Matthew Knight, MD, seorang dermatolog dari Knight Dermatology Institute, AS.
(Baca juga: Ini Dia Jam-Jam Berbahaya Untuk Mandi)
“Jamur kulit, kulit mudah alergi, kulit gatal, iritasi, bahkan infeksi, bisa dipicu oleh spons mandi yang Anda gunakan,” katanya, seperti yang dilansir dari Womenshealthmag.com.
Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Microbiology menemukan, loofah merupakan tempat untuk berbagai spesies bakteri, dan bakteri-bakteri itu dapat berlipat tumbuh hanya dalam semalam.
Apalagi jika kita menggunakan loofah penuh kuman pada kulit yang habis dicukur, bakteri memiliki kesempatan untuk masuk ke dalam setiap goresan, yang bisa menyebabkan iritasi dan infeksi.
Itulah sebabnya 9 dari 10 dermatologis merekomendasikan untuk tidak menggunakan loofah.
Knight juga mengatakan bahwa kita bisa mengganti loofah dengan lap mandi/waslap.
Bentuknya yang sederhana tidak memberi kesempatan bakteri untuk terjebak, dan setelah menggunakannya pun bisa langung kita cuci dan keringkan.
Namun, jika Anda tidak bisa membayangkan mandi tanpa spons atau loofah, Anda perlu mengambil tindakan pencegahan ekstra untuk memastikan spons itu super bersih.
Mulailah dengan mengganti loofah yang kita gunakan setiap 2-3 minggu sekali, saran Sejal Shah M.D., dermatolog di New York.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR