Intisari-Online.com -Meski semakin hari semakin panas, hubungan Korut-AS memang masih sulit ditebak.
Tak ada yang tahu, akan seperti apa akhir hubungan kedua negara yang mirip kucing dan anjing ini?
(Baca juga:Jika Presiden Donald Trump Ingin Bertemu Kim Jong Un, Ia Harus Siap Dipalak dan Menyediakan Uang Banyak)
Baru-baru ini, Korut menuduh CIA mengirim mata-mata seharga Rp9,6 miliar untuk membunuh Kim Jong-un.
Tak main-main, si mata-mata itu ditugaskan membunuh sang presiden deengan senjata bio-kimia.
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan kementerian keamanan negara tersebut, lokasi yang mungkin untuk dilakukannya pembunuhan adalah makam ayah dan kakek Kim atau saat parade militer.
Tuduhan ini, tak pelak membuat hubungan kedua negara ini semakin tegang.
Seperti tudingan Korut, dugaan CIA berencana membunuh Kim mustahil untuk diverifikasi.
Kita tahu, laporan media tentang rezim dikontrol oleh mesin propaganda negara dan sering dirancang hanya untuk mengkilapkan reputasi pemimpin reputasi.
Di sisi benua, juru bicara CIA menolak berkomentar terkait tudingan Korea Utara ini.
“Pembunuhan dengan menggunakan zat biokimia yang termasuk zat radioaktif dan nano zat beracun adalah metode terbaik yang tidak perlu berhadapan langsung dengan target,” ujar kementerian keamanan Korut.
(Baca juga:Gara-gara Donald Trump Perang Korea yang Terlupakan Jadi Diingat Banyak Orang)
Oleh mereka, agen yang diduga dikirim CIA itu digambarka sebagai “Manusia Sampah” yang telah menerima bayaran sekitar 740 ribu dolar AS (sekitar Rp9,6 miliar).
“Selain itu, si agen juga diberi satelit transceiver dan peralatan lainnya,” menurut Kementerian.
“Dia (juga) punya kontak dengan beberapa personel intelijen Korea Selatan.”
Meski demikian, Kementerian Keamanan tidak memberi perincian kapan pembunuhan itu akan dilakukan. Mereka juga tidak membeberkan bagaimana rencana ini terungkap.
Kita tunggu saja bagaimana babak selanjutnya hubungan Korut-AS!