Advertorial
Intisari-Online.com – Barang siapa yang punya kemauan kuat dan kerja keras, dia akan sampai pada apa yang diimpikan.
Cerminan tersebut tergambar pada si kembar Lena dan Leni, atlet sepak takraw Indonesia yang kini membela Timnas Sepak Takraw di Asian Games 2018.
Meski akhirnya Timnas Sepak Takraw Putri Indonesia gagal melaju ke semi final dan gagal menyumbang medali bagi Indonesia, dua sosok itu memiliki kisah yang inspiratif.
Dua perempuan asal Indramayu kelahiran 7 Juni 1989 ini bukan lahir dari keluarga berkecukupan, Surtina ayahnya adalah buruh tani sementara Toniah ibunya adalah ibu rumah tangga biasa.
BACA JUGA:Pacarnya Marah, Pengusaha Muda Ini Pasang 300 Reklame Permintaan Maaf di Jalanan Kota
Lena dan Leni telah merasakan kehidupan sulit sejak kecil.
Karena kondisi keluarganya yang jauh dari kata sejahtera, si kembar ini pernah dibujuk oleh orangtuanya untuk menjadi TKW di luar negeri.
Maklum, tetangganya banyak yang sukses dan bisa memperbaiki perekonomian keluarga setelah merantau.
Tetapi si kembar ini dengan kompak menolak. Prinsip mereka, pendidikan adalah yang utama.
Sembari belajar di sekolah, Lena dal Leni yang saat itu duduk di bangku SMP pun ikhlas menjadi buruh cuci tetangganya, membantu cuci piring di kantin sekolahnya hanya untuk memperoleh uang saku.
Tak berhenti hanya sampai SMP, si kembar bertekad untuk melanjutkan sekolah di SMA. Lagi-lagi, permasalahan biaya mereka jumpai.
Tetapi kali ini berbeda, permasalahan ini akhirnya justru adalah jalan untuk Lena dan Leni menjadi atlet sepak takraw.
Lena dan Leni melihat ada pengumuman beasiswa bagi siswa yang berprestasi untuk sepak takraw.
Mereka pun berlatih sepak takraw meskipun sebelumnya tidak mengetahui apa pun tentang olahraga ini.
BACA JUGA:5 Jenis Aplikasi yang Berbahaya Untuk Android Kita, Segera Hapus!
“Pengen sekolah sampe SMA jadi ikut sepak takraw, soalnya di SMA itu atlet-atlet takraw digratiskan sekolahnya jadi kami pun ikut.” Ujar Lena kdikutip dari situs kemenpora.go.id.
Berkat keuletannya, Lena dan Leni akhirnya mendapatkan beasiswa tersebut dan dapat bersekolah tanpa biaya.
Sementara biaya sekolahnya gratis, Lena dan Leni masih harus berjuanglagi memenuhi peralatan sekolah dan latihannya.
Seperti sudah ditakdirkan, Lena dan Leni yang bertetangga dengan pengepul barang bekas akhirnya memanfaatkan itu untuk menjadi pemulung.
Uang hasil mengais barang bekas itu pun dibelikan sepatu untuk sekolah dan latihan.
Hingga akhirnya berbagai pertandingan di bermacam pun mereka lakoni, prestasi datang silih berganti.
Pada tahun 2007, Lena dan Leni lolos seleksi nasional dan harus mengikuti pelatnas di Jakarta.
Mulai dari medali perunggu Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan hingga medali emas di King’s Cup (turnamen paling bergengsi sepak takraw) sudah mereka rasakan.
Yang lebih membanggakan lagi bagi orangtuanya, mereka juga telah memberangkatkan haji kedua orangtuanya pada tahun 2014 lalu.
BACA JUGA:Mendadak Kaya, Remaja Ini Temukan Lamborghini dan Ferrari di Garasi Neneknya yang Terbengkalai