Intisari-Online.com – Upaya mengobati diri sendiri merupakan kebiasaan tua yang sudah dilakukan nenek moyang kita.
Kini, dunia kedokteran semakin canggih, ragam penyakit semakin banyak, dan ribuan obat spesifik dan luar biasa kuatnya juga tersedia sehingga hanya boleh digunakan di bawah pengawasan dokter.
(Baca juga: Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) PC, Mulai dari Terkena Virus hingga Ketumpahan Teh)
Namun, self-medication, pengobatan sendiri, masih mempunyai tempat khusus. Obat apa yang perlu kita sediakan di rumah?
Ketika manusia mulai mempertimbangkan cost-effectiveness setiap tindakan, kedudukan pengobatan sendiri semakin kokoh.
Jadi, sangatlah bijaksana kalau setiap rumah tangga dilengkapi dengan kotak obat yang isinya bukan semata-mata obat dan alat untuk P3K.
Obat dan alat kesehatan apa saja yang kita perlukan untuk kotak obat rumah tangga (KORT)?
Obat dasar dan obat wajib apotek
Isi KORT tentu saja tergantung pada komposisi keluarga. Keluarga muda yang terdiri atas suami istri dengan anak balita, isi kotak obatnya berbeda dengan KORT milik suami istri setengah baya yang memiliki anak-anak yang berangkat dewasa, berbeda juga dengan KORT pasangan Ianjut usia.
(Baca juga: Mari Sediakan Kotak P3K dalam diri Kita )
Walaupun demikian, ada obat yang merupakan kebutuhan orang pada umumnya, yaitu obat dasar.
Obat dasar dibutuhkan untuk mengatasi akibat kecelakaan di rumah (tersayat, jatuh, terkilir, terbakar, tersiram air mendidih, digigit serangga dsb.), keluhan dan gejala fisik yang remeh tetapi mengganggu (demam, sakit kepala, pilek, batuk, pegal otot), serta keluhan dan gejala fisik yang berpotensi membahayakan (diare pada manula maupun balita, dan kejang demam pada anak balita).
Obat dasar biasanya juga disertai alat kesehatan. Selebihnya KORT harus berisi obat khusus untuk penyakit yang diderita oleh masing-masing anggota keluarga yang mungkin bersifat kambuhan macam mimisan, asma bronkiale, alergi makanan/obat, penyakit jantung koroner, nyeri haid, kejang, gastritis, sembelit, dan gangguan tidur.
(Baca juga: 3 Alasan Pentingnya P3K dalam Kehidupan Sehari-hari)
Tentu saja obat-obat ini kita peroleh dengan bantuan dokter keluarga sebab sebagian besar merupakan obat-obat keras yang hanya digunakan di bawah pengawasan dokter.
Obat dasar yang harus ada dalam KORT, umumnya obat bebas terbatas yang dijual bebas tetapi penggunaannya dibatasi tata cara dan dosis tertentu yang harus ditaati.
Karena itu, jangan lupa membaca aturan pakai dan peringatan pada lembar sisip kemasan.
Pelbagai macam obat yang termasuk dalam Obat Dasar:
Obat luka & luka bakar
Ini termasuk obat merah, yakni antiseptik. Juga perubalsam atau salep levertran untuk luka bakar ringan.
Namun tindakan pertama yang harus dilakukan terhadap luka bakar ialah pendinginan dengan es atau perendaman dengan air es supaya panas tidak sempat "membakar" jaringan yang lebih dalam.
Obat pereda nyeri dan demam (analgesik dan antipiretik)
Dalam kelompok ini didapati obat-obat yang mengandung parasetamol (asetaminofen) seperti Panadol dan Biogesik.
Dalam bentuk kombinasi, parasetamol dijumpai misalnya saja pada Oskadon dan Neozep.
Pereda nyeri dan demam lainnya adalah asam asetilsalisilat atau asetosal. Bahan ini dikandung puluhan produk, di antaranya Aspirin, Naspro.
Analgesik dan antipiretik juga dijumpai dalam bentuk sirup atau tetesan untuk anak-anak, misalnya Tempra, Bodrexin, Termorex.
Ada juga obat-obat yang bersifat analgesik, tetapi tidak antipiretik sehingga tidak cocok untuk obat demam, seperti umpamanya asam mefenamat (dalam Ponstan), ibuprofen (dalam Axalan, Ibufen).
Obat-obat ini baik sekali untuk menghilangkan nyeri otot dan sendi, atau nyeri haid.
Obat flu
Obat kombinasi ini selain mengandung analgesik-antipiretik, tetapi berbeda dengan kelompok di atas. Obat flu biasanya mengandung zat aktif lain untuk mengurangi produksi lendir atau mengatasi hidung tumpat (decongestant).
Fenilpropanolamin (PPA) dan pseudoefedrin adalah contoh decongestant.
Beberapa antiflu juga mengandung antialergi, penekan batuk (antitusif) atau pemacu batuk (ekspektoran) karena gejala flu memang bermacam-macam.
Perhatikan lembar sisipnya dan pilihlah yang cocok dengan gejala yang sering kita alami saat menderita flu.
Obat gosok
Obat ini sudah lama dikenal untuk menghangatkan atau mendinginkan tubuh, juga untuk mengatasi gatal dan gigitan serangga.
Obat ini mengandung minyak atsiri (seperti minyak kayu putih, minyak sereh, minyak cengkeh) yang biasanya menghangatkan tubuh sehingga membantu mengatasi perut kembung.
Ada juga Vaporub yang mengandung minyak kayu putih. Berbagai balsam dan salep sebenarnya mengandung metilsalisilat atau analgesik lain.
Hanya saja tambahan mentol dan kamfer membuat obat gosok ini mula-mula terasa dingin, sehingga setelah diurutkan ke bagian tubuh harus ditutup.
Uapnya yang terhirup akan memberi rasa hangat dan melegakan saluran napas.
Garam oralit
Obat ini diperlukan anak-anak maupun dewasa yang mencret-mencret. Sebenarnya diare merupakan cara tubuh untuk mengeluarkan sesuatu yang tidak bisa diterima usus, seperti makanan busuk, atau racun yang dilepas oleh virus atau kuman.
Sayangnya dalam keadaan lemas karena mencret-mencret, sering bukan oralit yang diminum, tetapi obat diare. Tampaknya manfaat diare belum dipahami masyarakat sehingga buru-buru dihentikan.
Bahan/alat kesehatan
Selain obat dasar, KORT sebaiknya juga berisi bahan atau alat kesehatan. Di antaranya: plester, pembalut, kasa, kapas dan gunting yang tidak terlalu kecil.
Ada plester biasa, ada pula yang mengandung obat untuk mengobati luka kecil. Untuk luka lebih besar sebaiknya digunakan potongan kecil kasa steril yang dikemas dalam kotak.
Obat wajib apotek
KORT bisa juga diisi dengan obat wajib apotek, yaitu obat keras yang bila diperlukan bisa didapat di apotek walaupun tanpa resep.
Apotek bahkan wajib memberikannya – walaupun hanya boleh dalam jumlah terbatas - kepada konsumen yang membutuhkannya dan bahkan apoteker atau asistennya wajib memberi penjelasan yang diperlukan.
Obat-obat yang termasuk dalam kelompok ini adalah:
Kontrasepsi
Obat saluran cerna: obat mag, obat mules, obat mual dan kembung, obat radang usus, juga obat cacing.
Obat batuk dan asma dalam bentuk tablet maupun obat hirup.
Obat kulit untuk infeksi kuman, jamur, eksem
Obat-obat anti-alergi
Tambahan untuk yang mempunyai anak balita
Keluarga muda yang mempunyai anak balita, hendaknya menambahkan pada Obat Dasar obat-obat berikut ini:
Bedak penghilang gatal akibat biang keringat.
Obat kejang demam bila balita Anda pernah mengalami kejang demam. Untuk mengantisipasi serangan kejang demam yang mungkin terjadi lagi, Anda bisa membicarakannya dengan dokter.
Kalau dokter membekali puyer, sebelum diminumkan, periksa dulu apakah puyer itu masih layak pakai. Kalau dokter membekali krim diazepam untuk dimasukkan ke dubur saat anak mengalami serangan kejang, pelajari dulu cara pemakaiannya.
Adrenalin (1-2 ampul) bila si kecil sering mimisan. Obat ini dibubuhkan ke kapas dan disumbatkan ke hidung yang berdarah. Obat ini hanya bisa didapat dengan resep dokter.
Daun sirih yang digulung kemudian dimasukkan ke lubang hidung merupakan cara tradisional yang sama manjurnya.
Salbutamol atau aminofilin supositoria dalam bentuk tablet atau obat hirup bila di rumah Anda ada penderita asma bronkiale.
Perhatikan: obat hirup untuk anak-anak takarannya lebih kecil. Jangan lupa: pelajari betul cara menggunakan obat hirup.
Tablet CTM dan tablet deksametason bila ada anggota keiuarga yang menderita alergi terhadap makanan atau obat tertentu.
Bila kita yakin bahwa kulit merah dan gatal setelah makan udang itu gejala alergi, segeralah minum kedua tablet itu, masing-masing satu.
Anak usia sekolah diberi ½ tablet CTM ½ atau satu tablet deksametason.
Keiuarga paruh baya dan lanjut usia, pola penyakitnya juga tentu berbeda: keluhan saluran cerna (mual, kembung, mules, sembelit), gangguan tidur, penyakit jantung, hipertensi, penyakit kencing manis, rematik.
Jadi, obat yang perlu ditambahkan pada KORT meliputi:
Berbagai antasida yang digabung dengan obat pelemas usus (antispasmodik).
Merek obat ini banyak dan dapat dibeli bebas. Pirenzepin baik sekali untuk mengatasi asam lambung, metoklopramid (Primperan) untuk mengatasi mual, sedangkan sediaan bismut dapat mengatasi kembung. Ketiga obat ini merupakan obat wajib apotek.
Cairan parafin seperti yang terdapat dalam Laxadine, dapat dibeli bebas, sementara obat sembelit lain yang dipasarkan dengan nama Dulcolax merupakan obat bebas terbatas yang harus hati-hati digunakan.
Obat mules seperti Buscopan, harus digunakan di bawah pengawasan dokter. Kalau kita mengalami serangan mules tengah malam, upaya darurat untuk menanggulanginya adalah dengan menghangatkan perut dengan botol panas atau minyak atsiri.
Obat batuk berdahak misalnya yang mengandung asetilsistein atau bromheksin, tidak perlu disimpan dalam KORT sebab kita bisa membelinya esok atau lusa, bahkan tidak sama sekali, karena minum air dalam jumlah banyak pun sudah sama manjurnya. Selain itu, sirup obat tidak baik disimpan lama.
Dalam keadaan tertentu, KORT juga perlu diisi dengan obat-obat khusus. Yang termasuk kelompok ini antara lain:
Tablet isosorbid dinitrat untuk penderita angina pectoris (penyakit jantung koroner yang gejalanya sering berupa serangan nyeri dada). Tablet ini digunakan dengan ditaruh di bawah lidah dan hanya bisa diperoleh dengan resep dokter dan atas saran dokter.
Tanyakanlah kepada dokter cara penggunaannya yang tepat dan tanda bahaya yang mengharuskan penderita angina pectoris segera menggunakan tablet ini.
Obat penenang semacam diazepam mungkin perlu disimpan kalau insomnia sangat mengganggu. Biarkanlah dokter yang memilih obat penenang terbaik untuk pasien sebab insomnia banyak bentuknya dan berbeda obatnya.
Selain itu pastikan obat itu aman dari penyalahgunaan oleh anggota keluarga lainnya. Kalau dirasa tidak aman, sebaiknya obat penenang tidak disimpan dalam KORT.
Salep atau jeli yang mengandung diklofenak atau piroksikam mungkin diperlukan untuk radang sendi yang memang berat yang mungkin tidak tertolong oleh obat gosok biasa.
Obat-obat khusus lainnya adalah obat-obat yang memang dipergunakan rutin untuk penyakit kronis seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, lemah jantung, kencing manis, tuberkulosis, dsb.
Obat-obat itu harus diminum dengan aturan tertentu, jadi pastikanlah agar persediaannya tidak "putus". Begitu cuma terisa 2 - 3 tablet lagi, segera temui dokter untuk pemeriksaan ulang atau meminta resep baru.
Dari daftar yang panjang ini, tidak semua perlu kita sediakan dalam KORT. Akan merupakan pemborosan kalau obat-obat itu ternyata tidak banyak digunakan. Apalagi obat yang kemasannya telah dibuka umumnya tidak bisa disimpan lama.
Penderitalah yang paling tahu penggunaannya, maka ia pula yang menentukan apakah ia perlu menyimpannya dalam KORT.
(Seperti ditulis oleh dr. Zunilda S. Bustami dalam Intisari edisi Juli 2001)