Intisari-Online.com -Konsep primitif tentang fungsi roh terus menguasai kepercayaan populer sampai abad XVII dan XVIII.
Masyarakat saat itu yakin, roh dapat dikeluarkan dari tubuh secara tidak disengja, bahkan dapat “dicuri”.
Sebelum pengetahuan pengobatan modern berkembang baik, banyak yang menghubungkan hilangnya roh ganda dengan kesehatan tubuh.
(Baca juga:Ritual Seks di Gunung Kemukus: Bukan Sembarang Nyepi, Tapi Harus Disertai Hubungan Suami-Istri)
Menurut pandangan umum waktu itu, seseorang jatuh sakit bisa karena ia ditinggalkan roh yang baru berjaan-jalan, sedangkan kematian disebabkan oleh roh yang pergi tanpa pernah kembali lagi.
Ada pula pendapat, saat tidur roh ganda seseorang keluar tubuh lalu berkelana ke dunia mimpi. Akibatnya, timbul pendapat bahwa sangat berbahaya membangunkan orang yang sedang tidur, karena rohnya bisa terhambat untuk kembali.
Yang lebih menyeramkan adalah keyakinan bahwa roh dapat dicabut dari tubuh oleh penyihir dan hantu.
Di sinilah letak landasan kepercayaan di Haiti mengenai zombie. Seorang penyihir mampu menangkap dan menggunakan roh seseorang untuk memperbudak wadaknya.
Lain lagi kisah tentang keluarnya roh yang bisa disuruh-suruh atas dasar kemauan sang pemilik tubuh. Mitos ini memberikan akibat sangat fatal ketika gencar dilaksanakan operasi pembasmian tukang sihir di Eropa abad XVI dan XVII.
Saat itu masyarakat percaya, roh ganda tukang sihir bisa berkelana ke mana-mana menghancurkan kehidupan manusia dan ternak, sementara wadaknya sendiri entah berada di mana.
Keyakinan itu bahkan sampai punya kekuatan hukum.
Bila seseorang mengaku menyaksikan sendiri seorang penyihir tengah melakukan perbuatan jahat atau menghadiri kebaktian, maka sudah cukup alasan berdasarkan hukum untuk menyeret si penyihir ke tiang bakaran atau gantungan.
Kesaksian yang disebut "bukti spektral" ini tak dapat digugurkan meski ada alibi kuat, yaitu ada saksi lain yang menyatakan melihat si penyihir ada di tempat lain pada saat yang bersamaan.
Akibatnya, banyak orang tak berdosa jadi korban.
(Baca juga:Punya 27 Ribu PSK dan Ribuan Panti Pijat, Kota Ini Dijuluki Kota Seks di Dunia)
Konsep adanya manusia "kembaran" pun cukup berperan penting sebagai pertanda akan kehidupan cinta atau kematian di masa datang.
Caranya, di hari Halloween diterangi sinar dua batang lilin yang dipasang di atas meja riasnya, seorang gadis haruslah memandang dalam-dalam ke cermin sambil perlahan makan sebuah apel.
Maka diyakini, tak lama kemudian akan muncul bayangan lain, yaitu roh ganda dari calon suaminya.
Dari urutan letak bayangannya, roh ganda itu seakan berada di belakang sang gadis memandang dengan arah yang sama, ke cermin.
Bila gadis itu cukup berani, ia bahkan bisa mencoba berjalan mengelilingi tempat sakral (bisa juga pemakaman) sebanyak 12 kali, dan roh ganda calon suaminya itu akan keluar menemuinya.
(Artikel ini pernah ditulis di Majaha Intisari edisi Januari 1996)