Chandro Tomar alias Revolver Dadi, Penembak Jitu Perempuan Tertua di Dunia yang Kini Memimpin Revolusi di Desanya

Moh Habib Asyhad

Editor

Chandro Tomar alias Revolver Dadi, penembak jitu perempuan tertua di dunia
Chandro Tomar alias Revolver Dadi, penembak jitu perempuan tertua di dunia

Intisari-Online.com -Bagi Chandro Tomar yang kini 82 tahun, umur sekadar angka.

Dikenal sebagai Revolver Dadi, Chandro, yang telah memenangkan lebih dari 25 kejuaraan nasional menembak, adalah penembak jitu perempuan tertua di dunia.

Chandro berasal dari Desa Johri, terletak di distrik Bagpat, Uttar Pradesh (UP).

(Baca juga:Seorang Bintang Film Terbesar di Dunia Memberikan Ceramah di Konferensi TED tapi Tak Ada yang Tahu Siapa Dia)

Uniknya, ibu dari 6 anak dan nenek dari 15 cucu itu mulai menekuni menembak saat usianya sudah 65 tahun.

Saat itu ia sedang menemani cucunya yang ingin bergabung dalam Johri Rifle Club. Di sana, ia iseng mengambil pistol dan mulai menembak sasaran. Kena, dan semua orang yang ada di situ terkejut olehnya.

Chandro tak terbentuk sejak itu.

“Begitu saja menembakkan pistol pertama saya, saya ketagihan. Dan sekarang saya telah menunjukkan kepada semua orang bahwa tidak ada urusan dengan usia. Jika Anda fokus, Anda bisa melakukan apa pun,” ujarnya kepada DNA dalam sebuah wawancara.

Dan … iniasiatif serta popularitas Chandro ternyata menular kepada perempuan-perempuan lainnya. Sekarang Chandro sedang memimpin revolusi di desanya.

Bukan revolusi dalam ranah politik, melainkan revolusi olahraga.

Saat ini telah ada sekitar 25 perempuan yang memutuskan keluar dari kultur tradisional mereka. Mereka sepakat berlatih menembak bersama Chandro.

Pada 2010 lalu, salah seorang putri Chandro, Seema, menjadi perempuan India pertama yang memenangkan medali di Rifle and Pistol World Cup. Cucu perempuannya, Neetu Solanki, juga berpartisipasi dalam kompetisi internasional di Hungaria dan Jerman.

Prakashi Tomar, saudari ipar Chandro yang berusia 77 tahun, juga mengikuti jejak Chandro.

“Ia (Chandro) pernah mengalahkan seorang deputi pengawas kepolisian, di mana ia menolek mengakui kekalahannya,” ujar Neetu Sheoran, salah seorang pelatih di SAI, semacam KONI-nya India, kepada Hindustan Times.

Artikel Terkait