Baca Juga: Sepenggal Kisah Bung Hatta, Garang Memimpin Revolusi tapi Takut Mengambil Buah Prune
Profesor Groh dan timnya menemukan bahwa ketika mata bergerak, kedua gendang telinga juga bergerak selaras satu sama lain meski ia tidak mendengar suara apapun.
Yakni dengan satu sisinya menggembung ke dalam, namun pada saat yang sama sisi lain menonjol keluar.
Mereka terus bergetar bolak-balik bersama-sama hingga mata berhenti bergerak.
Gerakan mata dalam arah berlawanan menghasilkan pola getaran gendang telinga yang berlawanan.
Pergerakan mata yang lebih besar juga memicu getaran di gendang telinga yang lebih besar.
"Fakta bahwa gerakan gendang telinga ini sinkron dengan pergerakan mata mungkin berguna untuk membantu otak kita menggabungkan ruang visual dan auditori," kata rekan penulis David Murphy, seorang mahasiswa doktoral di Duke University.
"Ini juga bisa menandakan penanda interaksi yang sehat antara sistem pendengaran dan visual."
Baca Juga: Cuma di Rusia, Pesawat Tempur Latihan Mendarat Darurat di Jalan Raya
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR