Intisari-Online.com -Ini kerap menjadi pertanyaan dalam diklat dasar fotografi jurnalistik: ketika ada orang sekarat, mana yang Anda dahulukan, menolongnya atau mendokumentasikannya?
Dan Abdul Alkader Habakpunya jawaban yang membuat dunia terharu saat ia memilih mendahulukan hati nuraninya alih-alih pekerjaannya.
Fotografer yang bekerja di Suriah ini harus menghadapi pilihan sulit saat tiba-tiba terjadi serangan bom ke arah bus para pengungsi Suriah.
Aksi dia direkam oleh fotografer dan kamerawan lain.
Abdul Alkader Habak akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilh menolong beberapa bocah Suriah yang jadi korban.
“Pemandangannya sungguh mengerikan, terutama ketika melihat bocah merintih dan sekarat di depanmu,” katanya kepada CNN.
“Jadi aku memutuskan untuk berhenti bekerja, dan mulai menolong mereka.”
Sekadar informasi, serangan bom itu menelan 126 korban jiwa. Dalam foto, terlihat Habak menggendong korban sambil tetap sebisa mungkin memegang kameranya, harta utama para fotografer di medan perang.
Sementara itu, fotografer lain merekam bagaimana Habak bersimpuh menangis, di sebelah bocah yang tewas karena bom.
Habak tak kuasa menahan emosinya, sehingga ia merasa tak kuat lagi berlari.
“Aku sangat emosional. Apa yang kusaksikan pada saat itu, sungguh tak bisa dibayangkan,” katanya.