Intisari-Online.com - Menyeduh secangkir teh hijau tidak boleh sembarangan. Tapi itu dianggap setimpal—dengan manfaatnya.
Teh hijau, dengan nada bercanda, kerap dikaitkan sebagai makanan para suhu yoga, karena sifatnya yang sangat menyehatkan. Mengonsumsinya, dipastikan bagus buat kita.
Teh hijau dibuat dari daun teh yang tidak terfermentasi yang seharusnya mengandung banyak sekali konsentrat antioksidan tertinggi yang disebut polifenol.
Di India dan China, teh hijau telah dikonsumsi selama bertahun-tahun untuk mengobati dan mengelola berbagai keluhan—dari urusan keriput dan penuaan dini hingga urusan kanker.
Banyak yang mengklaim bahwa polifenol melawan radikal bebas yang diyakini banyak ilmuwan berkontribusi pada proses penuaan dini dan juga perkembangan hal-hal seperti penyakit jantung.
Tapi, apakah teh hijau benar-benar “superfood”? Benarkah minuman ini benar-benar bisa melindungi kita dari kanker juga obesitas yang kerap menghantuai warga perkotaan?
Untuk mengetahui, mari membaca temuan NHS:
Teh hijau mempercepat metabolisme tubuh
Teh hijau juga mengandung kafein dan katekin (antioksidan) telah dikenal sebagai pembakar lebih banyak kalori.
Tapi sebuah tinjauan terhadap 18 penelitian yang melibatkan hampir dua ribu orang tidak ditemukan hubungan antara penurunan berat badan dan minum teh hijau—mungkin kita harus meminumnya berton-ton.
Teh hijau bisa menurunkan kolesterol
Sebuah ulasan bertahun 2011 menemukan bahwa teh hijau diperkaya dengan katekin yang mengurangi kadar kolesterol si peminum.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR