Intisari-Online.com – Baru-baru ini petenis asal Amerika Serikat, Serena Williams, mengumumkan melalui akun Snapchat-nya bahwa saat ini ia sedang hamil 20 minggu.
Mungkin kabar gembira ini terlihat normal, namun yang menjadi luar biasa adalah fakta di mana pada bulan Januari lalu, ia baru saja memenangkan kejuaraan Grand Slam untuk ke 23 kalinya di Australia.
Hal ini berarti bahwa Serena sedang hamil 2 bulan saat sedang berkompetisi di kejuaraan tersebut, dan yang lebih hebatnya lagi, dalam kejuaraan tersebut Serena tidak kalah satu set pun.
Jadi bagaimana Serena tetap adikuasa dalam kejuaraan tersebut, padahal ia sedang hamil dua bulan--padahal, umumnya waktu kehamilan 2 bulan adalah masa dimana gejala mual dan muntah mulai muncul?
“Rasa mual terjadi saat delapan minggu masa kehamilan,” ujar Michael Cackovic, dokter Obstetri dan Ginekologi di Ohio State University Wexner Medical Center, AS, seperti yang dilansir dari health.com.
“Dan sekitar 90% wanita akan mengalami hal itu,” tambahnya. Ia juga memberi tahu bahwa tingkat keparahan dan gejalanya dapat bervariasi.
Dr Cackovic juga berkata bahwa Serena Williams juga kemungkinan mengalami asam lambung dan rasa mulas; namun gejala ini umumnya muncul dalam trimester kedua dan ketiga (6-9 bulan masa kehamilan).
Gejala kehamilan lain, seperti kelelahan, napas pendek, dan perubahan dalam pergerakan usus juga akan muncul, seiring bertambah besarnya uterus.
Jika Serena termasuk dalam mayoritas wanita hamil yang pasti mengalami rasa mual, bagaimana cara Serena tetap bisa berkompetisi dengan maksimal?
Menurut Dr. Cackovic, aroma terapi dan pengobatan anti mual dapat membantu mengurangi gejala tersebut,
Sebagian wanita juga dapat merencanakan jadwal keseharian mereka: “Jika biasanya Anda mengalami rasa mual pada waktu-waktu tertentu, Anda bisa menyesuaikan waktu latihan anda agar dapat menghindari rasa mual itu,” terang Dr. Cackovic.
Bahkan, menurut catatan Dr. Cackovic, bukanlah hal yang aneh untuk atlet berpengalaman seperti Serena Williams untuk mengatasi masalah kehamilan layaknya seorang juara.
“Untuk atlet elit, kebugaran aerobiknya bisa jadi tetap sama, atau malah meningkat ketika sedang hamil, selama ia tetap fit,” jelasnya.
Dr. Cackovic menambahkan, “Setidaknya ada 17 atlet yang telah berkompetisi di Olimpiade ketika sedang hamil, dan banyak dari mereka yang memenangkan medali.”
Lalu bagaimana agar wanita biasa yang ingin tetap fit selama masa kehamilan? Saran Dr. Cackovic, pertahankan rutinitas yang sama seperti tubuh kita sebelum hamil.
“Tiap pasien yang sebelumnya berolahraga sebelum hamil, kami mengatakan agar mereka tetap melanjutkannya ketika dalam masa kehamilan,” katanya.
“Kebanyakan wanita bisa melakukan aktivitas secara normal sampai kehamilan minggu ke 32 sampai ke 34.”
Namun, yang patut diingat adalah agar wanita hamil peka terhadap tubuh ketika sudah menunjukkan tanda-tanda untuk “menyerah,” seperti hilang keseimbangan, atau napas pendek, karena itu adalah tanda agar kita tidak memaksakan tubuh untuk beraktifitas, jelas Dr. Cackovic.