Altay Atli, seorang pakar ekonomi Turki, kepada CGTN mengatakan, negeri itu akan menawarkan kerja sama kepada China di berbagai pelabuhan dan infrastruktur transportasi lainnya. Saat ini, perusakan perkapalan terbesar China Cosco Pacific sudah memiliki 65 persen saham pelabuhan terbesar di Turki.
"Saya yakin Turki dan China akan mengembangkan kerja sama di pelabuhan-pelabuhan Turki lainnya di Laut Tengah, Laut Aegea, dan Laut Hitam," kata Atli. "Dan sebuah langkah penting bukan hanya menghubungkan ketiga pelabungan itu dengan menggunakan rel kereta api dan memperpanjang jaringannya tetapi menciptkan sebuah jaringan logistik," tambah dia.
China tentu saja melihat kondisi ini sebagai peluang berinvestasi dengan murah di Turki.
Perusahaan telekomunikasi terbesar China, Huawei sudah bekerja sama dengan Turk Telecom untuk membangun jaringan 5G yang akan meliputi cloud computing, jaringan internet, dan yang terpenting adalah keamanan publik.
Bahkan, Alibaba, pesaing utama Amazon dan Google, awal tahun ini sudah berinvestasi untuk platform e-commerce Turki, Trendyol.
Kombinasi dari jaringan mobile broadband, rel kereta api dan pelabuhan, e-commerce, dan e-finance akan menyedot Turki ke dalam perekonoian China.
Tak lama lagi, kontainer-kontainer dari berbagai suku cadang buatan China akan tiba di Turki dengan menggunakan kereta api untuk dirakit dan dijual ke Eropa atau Timur Tengah. (Ervan Hardoko)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Nilai Tukar Lira Anjok, Jadi Kesempatan China "Mencaplok" Turki?".
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR