Intisari-Online.com - Kebahagiaan terbesar bagi seorang narapidana mungkin adalah kebebasan.
Tapi bagi narapidana yang menjalani hukuman mati dan tak mungkin dapat kebebasan, mungkin kebebasan itu baru bisa mereka dapatkan setelah eksekusi dilaksanakan.
Seorang narapidana hukuman mati di Nevada terlihat sangat kesal setelah eksekusi hukuman matinya ditunda dua kali.
"Negara harus segera menyelesaikannya. Lakukan saja secara efektif dan berhenti memperjuangkan hal itu," kata Scott Raymond Dozier, si narapidana pada Associated Press.
Baca Juga: Keranjingan Dandan dan Pakai Pakaian Dalam Wanita, Pria Ini Diceraikan Istrinya
Menurut Scott, penundaan hukuman mati hanya membuat dia dan keluarganya kesal serta malah merasa bahwa hukuman ini tak berujung.
"Harapan saya jelas. Mereka harus berhenti menghukum saya dan keluarga saya karena ketidakmampuan mereka melakukan eksekusi," lanjutanya dalam panggilan telepon dari Penjara Negara Ely.
Sebelumnya, hakim di Las Vegas memutuskan untuk menunda eksekusi hukuman mati pada jam terakhir.
Hukum di Nevada melakukan hukuman mati dengan cara memberi suntikan mematikan.
Baca Juga: Ritual Pernikahan Viking, Harus Ada Saksi Saat Pasangan Berhubungan Intim di Malam Pertama
Tapi perusahaan farmasi nasional telah menolak obat-obatan yang mereka gunakan dalam eksekusi.
Ini menyebabkan tidak ada cukup cairan mematikan yang bisa digunakan untuk eksekusi narapidana hukuman mati.
Nevada tidak bisa melakukan eksekusi mati bagi narapidana sejak 2006 dan itu telah menjadi masalah tahunan bagi negara-negara dengan sistem hukuman mati melalui suntikan.
Source | : | New York Post |
Penulis | : | Aulia Dian Permata |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR