Intisari-Online.com – Saat gurita terlihat mati, tentakelnya (Organ tubuh yang dapat memanjang dan fleksibel)kadang tetap hidup.
Setiap predator yang ingin memangsanya pun harus hati-hati. Jikatidak, tentakel si tangan delapan ini akan mencekiknya hingga mati.
Contohnya adalah seekor lumba-lumba mati yang ditemukan di Australia.
Di perut mamalia air tersebut ditemukan kepala gurita. Tetapi hal yang paling mengerikan adalah tentakel sepanjang 1,3 meter yang ditemukan sedang keluar-keluar di mulutnya.
Tentakel gurita memiliki sistem saraf yang berbeda dengan manusia. Setelah kepalanya putus atau terlihat mati pun tentakelnya dapat bergerak.
Tidak seperti manusia, setelah terpotong dari badannya tentakel gurita masih bisa bekerja karena fungsi neuron.
Jadi sebuah metode harus dilakukan agar para lumba-lumba bisa melahap gurita tanpa harus cemas akan tercekik.
Kate Sprogis selaku ahli ekologi hewan laut bersama peneliti lain dari Murdoch University Cetacean Research Unit di Australia telah menghabiskan 6 tahun dengan mengobservasi lumba-lumba di Australia Barat. Salah satunya adalah metode memakan gurita.
Para peneliti yang memulai riset dari Maret 2007 hingga Agustus 2013 ini mencari tahu berbagai tingkah laku lumba-lumba dan mempublikasikan penemuannya dalam jurnal Marine Mammal Science.
Para lumba-lumba hidung botol memang dianggap salah satu hewan pintar yang melakukan berbagai cara untuk mencari makanan.
Sebut saja penggunaan busa laut di hidung panjangnya agar dapat menggali pasir dan mencari makanan dengan efektif.
Busa tersebut akan melindungi hidung mereka dari sesuatu yang tajam. Selain itu lumba-lumba jenis ini juga suka “menghancurkan” mangsanya dengan dibanting sebelum akhirnya dilahap.
Biasanya mamalia yang bisa menyelam hingga 15 menit ini akan membanting mangsa mereka yang lebih kecil seperti ikan.
Untuk gurita lain cerita, metode sendiri harus dilakukan agar bisa melahap hewan yang memiliki tiga jantung ini.
Agar gurita dapat dimakan tanpa bahaya, lumba-lumba hidung botol menggunakan dua taktik jitu.
Pertama mereka biasanya akan menggigit gurita di mulutnya kemudian ke permukaan dan kembali ke laut agar makanannya terhantam air.
Kedua lumba-lumba memiringkan kepalanya dan melempar gurita agar terhantam.
Setelah berhasil mematikannya maka lumba-lumba akan mendapat santapan tinggi protein yang sepantaran dengan energi yang harus dikeluarkan sebelum melahapnya.
Menggoyangkan, melempar, dan membanting bukan cara memangsa yang hanya dilakukan oleh lumba-lumba.
Di ekosistem laut dan perairan lain banyak hewan yang menggunakan metode ini.
Sebut saja paus pembunuh yang memangsa singa laut, paus lain, ikan pari, hingga lumba-lumba dengan menggigit, menggoyang, dan melemparnya agar terhantam dan mudah untuk dimakan.
Anjing laut pun melakukan hal yang sama pada mangsa mereka yang lebih kecil. Sedangkan di air tawar buaya menjadi hewan dua alam yang menggoyangkan mangsa dengan putaran mautnya.
Bagaimana dengan manusia? Saat memakan gurita kebanyakan dari kita akan memasaknya terlebih dahulu.
Tapi ada saja yang memakan gurita dengan mentah seperti lumba-lumba. Ya, sebut saja orang-orang Korea dengan kebudayaan sannakji.
Ingin mengetahui lebih lanjut cara manusia mengonsumsi gurita hidup dan fakta menarik lainnya? Cari tahu di halaman selanjutnya.