Intisari-Online.com -Lalonie Davis memang baru 17 tahun, tapi ia punya cara brilian untuk membalas para misoginis yang mengolok-olok rambut ketiaknya. Secara tidak langsung, ia telah memberi inspirasi bagi para perempuan yang kerap dibully.
Tapi percayalah, segala sesuatu tentangnya memang menarik. Keren. Lalonie adalah seorang ilustrator jempolan. Jago mekap. Pengikut di Instagram-nya berjumlah lebih dari 3.000 orang. Bukan angka yang sedikit.
(Laki-laki Playboy dan Misoginis Cenderung Mudah Mengalami Masalah Mental)
Dan ketika ada orang yang mengolok-olok rambut ketiaknya, ia menanggapinya dengan amat cantik.
Sekitar seminggu yang lalu, Lalonie mengunggah foto selfie dengan lengan terangkat. Tentu saja itu memperlihatkan rambut ketiaknya. Keterangan foto dengan hati-hati bilang, tidak mengapa orang-orang tidak suka rambut ketiaknya. Ia bahkan tidak peduli dengan itu.
“Rambut ketiak itu mengingatkan kalian semua bahwa apa yang saya lakukan terhadap tubuh saya adalah pilihan SAYA,” tulis Lalonie.
Anda tidak harus seperti itu, lanjut Lalonie. “Tapi ketahuilah bahwa pendapat (bersifat) misoginis yang merendahkan perempuan karena punya rambut pada ketiaknya sementara mengabaikan bahwa anak laki-laki juga punya hal yang sama,” tegasnya.
Ia juga menulis: “Saya akan mengunggah apa yang saya inginkan dan melakukan apa yang saya inginkan terhadap tubuh saya.”
Apa yang diunggahnya itu tentu saja mendapatkan banyak komentar negatif. Tapi alih-alih menyerah, ia justru menyerang dengan cara yang amat brilian.
“Kalian pikir rambut pada tubuh anak perempuan kotor. Saya katakan, misoginis itu lebih kotor,” tulis Lalonie di Instagram. “Kenapa saya tidak bisa melakukan apa yang saya inginkan dengan tubuh saya?”
“Saya nyaman menjadi diri sendiri dan apa yang saya lakukan dengan tubuh saya. Dan tidak akan pernah membiarkan opini para misoginis mengubah diri saya,” gertaknya.
Dan semua orang bertepuk tangan untuk itu.
(Di Media Sosial, Ternyata Perempuan Lebih Misoginis Dibanding Laki-laki)
Bahkan, dengan tegas ia bilang, sampah adalah ketika perempuan berkompromi dengan komentar para misoginis yang seenaknya mengatur tubuhnya. Itu bahkan lebih sampah dari segala sesuatu yang kita uanggah di Internet.