Advertorial
Intisari-Online.com – Kemarau panjang yang terjadi di sejumlah daerah di Indonesia berdampak pada mengeringnya lahan pertanian.
Warga di Wanarata, Desa Kalitapen, Kecamatan Purwojati, Banyumas, Jawa Tengah, bahkan tidak dapat menanam padi dan mengakibatkan stok beras mereka berkurang.
Akibatnya, sebagian warga terpaksa mengonsumsi tiwul dan oyek berbahan singkong.
“Dari awal musim kemarau bulan Maret sampai sekarang, setiap hari makannya oyek dan tiwul. Nasi untuk anak dan oyek untuk orangtua," kata Warsem (45), salah satu warga Dusun Wanarta dikutip dari Kompas.com, Minggu (5/8/2018).
BACA JUGA:Usai Ijab Kabul, Pria ini Harus Ikhlas Istrinya Meninggal Dunia Beberapa Jam Kemudian
Rupanya hal tersebut ditanggapi ringan saja oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.
Seperti dikutip dari Sindonews.com, Ganjar justru menganjurkan warganya mengonsumsi tiwul jika tidak memiliki beras.
Tidak salah jika Ganjar menganjurkan warganya untuk mengonsumsi tiwul, karena tiwul memiliki manfaat luar biasa bag tubuh.
Melansir dari sarihusada.co.id, menurut penelitian kandungan gizi dalam 100 gram tiwul mengandung 63,50 gram air, fospor 40 gram, karbohidrat 35 gram, kalsium 33 mg, vitamin C 30 mg, protein 1,20 mg, zat besi 0,70 mg, lemak 0,30 mg, vitamin B1 0, 01 mg, dan kalori 121 kal lebih rendah daripada nasi.
BACA JUGA:'Resep' Nur Wijaya Kusuma Jadi Mahasiswa Termuda UGM, Baru 15 Tahun
Sementara dalam 100 gram nasi putih mengandung karbohidrat 27,9 gram, protein 2,66 gram, lemak 0,28 gram, kalori 129 kkal.
Tiwul juga cocok bagi penderita diabetes sebagai pengganti nasi karena kandungan kalorinya yang lebih rendah.
Asam butirat yang terkandung di dalamnya juga dapat menghambat tumbuhnya kanker dalam tubuh.
Selain itu, karena proses pembuatannya yang cukup lama menghasilkan pati resisten yang membuat pencernaan menjadi lebih sehat.
Gubernur Ganjar Prabowo juga menyarankan untuk mengonsumsi umbi-umbian sebagai bentuk diversifikasi pangan.