Jangan Terlena ‘Teduhnya’ Rumah Mertua Hingga Lupa Bangun Rumah Sendiri

Ade Sulaeman

Editor

Yuk Mengenal Jenis-jenis KPR Alias Kredit Pemilikan Rumah!
Yuk Mengenal Jenis-jenis KPR Alias Kredit Pemilikan Rumah!

Intisari-Online.com - Kebutuhan papan atau tempat tinggal, tidak dapat disangkal lagi, merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus dipenuhi setiap orang agar dapat hidup layak dan nyaman.

(Ingin Beli Smartphoneyang Paling Pas Buat Kamu? Simak Panduan Ini)

Namun, tidak semua orang mampu memenuhi kebutuhan tersebut seketika dengan keringatnya sendiri kendati sudah berkeluarga bahkan telah beranak pinak.

Sebagian orang mungkin masih tinggal di rumah orangtua atau mertua. Ada yang terpaksa menumpang karena belum mampu membeli rumah, ada pula yang memilih tinggal bersama orangtua karena alasan khusus. Sebagian yang lain, mungkin masih menikmati tinggal di rumah dinas.

Nah, apakah Anda termasuk salah satu dari kelompok tersebut? Tinggal di rumah orangtua atau di rumah dinas, boleh jadi terasa nyaman-nyaman saja bagi Anda hingga kini. Namun, ada baiknya Anda mulai berpikir lebih jauh untuk tinggal di rumah sendiri.

(Berniat Pakai Fasilitas KPR dari BPJS Ketenagakerjaan? Baca Dulu Ketentuannya!)

Rumah dinas ada batas pakainya. Ketika kelak tiba-tiba Aada terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), jatah rumah dinas tentu ikut hilang.

Di sisi lain, bernyaman-nyaman tinggal di rumah orangtua setelah menikah juga sejatinya kurang bijak. Bagaimanapun, memutuskan berkeluarga berarti Anda siap hidup mandiri.

Budi Raharjo, perencana keuangan OneShildt Financial Planning, menilai, ketika kita masih tinggal di rumah dinas atau menumpang rumah mertua, acapkali kita terlena alias terlalu nyaman sehingga lupa dengan kebutuhan atas rumah pribadi.

(Sedang Bingung Pilih Program KPR? Bank-bank Ini Tawarkan Bunga KPR 5%-7%)

Maklum, menumpang tinggal di rumah dinas dan rumah mertua kebanyakan gratis. Kalaupun ada pengeluaran terkait rumah seperti listrik atau air, sifatnya adalah pengeluaran operasional yang nominalnya relatif tidak besar.

Gaya hidup masih belum terpapas penghematan, tiba-tiba anak pertama lahir disambung anak berikutnya. Alih-alih menyisihkan penghasilan untuk pembelian rumah, kocek Anda mungkin sudah keburu kering dibelanjakan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan tuntutan gaya hidup.

Jika sudah begitu, bukan mustahil hingga usia senja kelak, Anda tidak juga mampu memiliki rumah sendiri meski penghasilan dan gaya hidup terbilang besar.

Lalu, bagaimana cara membeli rumah sendiri? Simak langkah-langkahnya di halaman "2"

Artikel Terkait