Intisari-Online.com - Dengan kepala masih botak serta seragam yang kelihatan lebih besar dari badannya, beberapa polisi muda dari Polda Metro Jaya itu berjalan tertib dan memberi hormat ke semua polisi yang ia lewati atau berpapasan. Mereka pun masih canggung ketika ditugaskan mengatur lalu lintas di jalanan Jakarta yang semrawut dan macet.
Ada 1.314 personel anggota baru Polda Metro JayaAngkatan 40. Mereka datang dari berbagai latar belakang. Namun, sebagian besar baru lulus sekolah menengah. Mereka menjalani pendidikan selama tujuh bulan di sekolah bintara di tiga tempat berbeda, Makassar, Lampung, dan Jambi. Sekarang, mereka digaji Rp3,5 juta per bulan. Sekadar perbandingan, Upah Minimum Provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 itu adalah Rp2,7 juta.
Untuk sementara, seluruh polisi baru masuk jadi anggota Sabhara. Mereka dibagi jam bertugas di tiga detasemen. Dalam tiap detasemen, ada sekitar empat kompi pasukan polisi baru.Tugas harian mereka baru sebatas pengamanan, mulai dari pengamanan unjuk rasa dan pengaturan lalu lintas. Apabila ada hari besar, mereka juga akan dilibatkan untuk pengamanan.
(Ayahnya Meninggal, Anak SD Ini Diantar Ke Sekolah oleh Para Polisi)
Mereka yang belum kebagian tugas menunggu di Hall Gedung Sabhara Polda Metro Jaya. Di atas hamparan karpet besar, mereka sibuk sendiri. Ada yang memainkan ponsel, ada yang bicarangalor ngiduldengan rekannya, dan ada yang tidur. Seperti yang dilakukanBrigadir Polisi Dua (Bripda) Adi Sapta Nugraha (19). Iamemainkan ponselnya sambil berceritangalor ngidul. Topik pembicaraan dengan temannya kurang jelas. Namun, sebagian kedengaran cuma saling meledek saja.
Adi - panggilan Bripda Adi Sapta Nugraha - termasuk beruntung. Dia hanya perlu satu kali ikut tes masuk BintaraPolri. Padahal, beberapa rekannya butuh dua kali ikut sampai akhirnya diterima. "Saya memangpinginkerja dulu. Kalau kuliah saja kan belum tentu nanti bisa kerja," ucap Adi kepadaWartakotalive.com, siang itu.
(Video Jangan Takut Menghadapi Razia Ilegal Oknum Polisi Nakal Ini Sedang Ramai Dibicarakan)
Dari deretan paman, sepupu, dan kakak adiknya, Adi berbeda. Tak ada satu pun dari keluarganya yang memilih jadi polisi. Semuanya pergi ke bangku kuliah seusai lulus SMA. Maka dari itu, Adi agak bingung dari mana dia punya keinginan ikut tes polisi. Jadi, keinginannya memang hanya satu, ingin bekerja dulu dan meringankan beban orangtua.
Namun, begitu ikatan dinasnya berakhir, Adi punya rencana lain. Dia mau masuk kuliah. Ingin mengambil program hukum dengan biaya sendiri. Kembali ke jalur keluarganya yang senang kuliah.
Di samping Adi, ada Bripda Taufik Hidayat (19), lulusan SMK Yaperjas jurusan perkantoran di Jakarta. Taufik masih sibuk membuka akun media sosialnya siang itu, tertawa sendiri melihat percakapan dengan rekannya.
Nasib Taufik mirip Adi. Dia menembus BintaraPolridalam satu kali percobaan. Dia lega cita-citanya jadi polisi kesampaian. Baginya, jadi polisi seperti tujuan hidup. Diakepinginmeneruskan jejak kakeknya. Dulu, kakeknya, Parnung, juga polisi yang pensiun dengan pangkat letnan satu.
"Tapi, saya tak pernah ketemu kakek saya. Dia meninggal sebelum saya lahir," kata Taufik. Walau tak pernahketemu, Taufik senang setidaknya jalan hidupnya sama dengan sang kakek.
Sementara itu, Bripda Asep Ahmad Sidiq (22) sekarang punya rutinitas baru. Tadinya dia bekerja kantoran selama empat tahun di percetakan. Dulu, tugasnya mengurus returan majalah dan mengedit bagian-bagian kecil majalah sebelum dicetak. Tetapi, siang kemarin, dia justru masih menunggu tugas. "Mungkin kebagian tugas mengatur lalu lintas nanti sore," kata Asep.
Bagi Asep, jadi polisi amat ideal. Dia butuh kepastian hidup. Karier, gaji, dan nyaris tak ada kemungkinan pemecatan, kecuali dia nakal. Terlebih lagi, sekarang Asep sudah tak bisa bergantung kepada siapa pun. Ibunya tak lagi bekerja dan ayahnya sudah meninggal.
Nah, ingin mengikuti jejak Adi, Taufik, dan Asep? Kebetulan Polri kembali membuka penerimaan anggotaPolisi2017. Pendaftarannya dimulai pada 14 Maret hingga 25 Maret 2017.
Informasi mengenai syarat pendaftaran bisa dilihat di websitepenerimaan.polri.go.id. Dari situs tersebut, ada penerimaan untuk Taruna Akpol, Bintara, Tamtama, Bintara TI, dan Bintara Musik. Sementara itu, sosialisasipenerimaan Polri tahun 2017 telah dilakukan oleh kepolisian di tiap daerah.
Seperti yang dilakukan oleh Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono saat menghadiri kegiatan sosialisasi Ops Simpatik Candi 2017 dan penerimaan anggota Polri tahun 2017, Minggu 12 Maret 2017. "Polri melakukan rekrutmen dan seleksi dengan transparan. Sehingga pendaftar tidak perlu khawatir," katanya. Terutama dengan permainan uang dan koneksi.
Dalam salah satu butir persyaratan khusus, disebutkan "bagi calon/peserta yang berusaha menggunakan sponsor/koneksi dengan cara menghubungi lewat telepon/surat kepada panitia/pejabat yang berwenang melalui orang tua/wali/keluarga atau pihak lain akan didiskualifikasi."
Jadi, rekrutmen kali ini murni kemampuan!