Intisari-Online.com -Sesaat setelah diberhentikan oleh Jokowi dari jabatan Kapolri, Jenderal Polisi Sutarman dikabarkan sempat curhat kepada ayahnya, Pawiro Miharjo, 83. Curhat Jenderal Polisi Sutarman sendiri berlangsung saat sang Ayah menjenguknya di Jakarta.
Sembari duduk di selaras rumahnya di Dukuh Dayu, Desa Tawang, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Mbah Pawiro—demikian Pawiro Miharjo disapa—mulai bercerita kepada Tribun Jogja.
Kinten-kinten setengah wulan kepungkur, kula dhateng Jakarta. Ten mrika, kula ngleremaken anak kula. Kula ten Jakarta namung sekedhap, niku mawon mboten kepanggih anak kula dangu. Sonten kula nyipeng, enjinge nembe kepanggih piyambake, niku nggih namung ngomong-ngomong sekedhik.
Tarman matur piyambake ditawari dados menteri utawa dubes. Nanging ditolak sedaya. Piyambake pengin bebas merdika. La kowe sing sabar, trimak-trimakno, rasamu ya mesthi rak penak. Aku ngerti. Mengko mundhak awakmu malah dadi ora kepenak. Nek meh leren-lerena, ya kowe dadiya wong merdika.
(Sekitar setengah bulan yang lalu, saya ke Jakarta. Tujuannya ialah untuk menentramkan hati dan mendukung anak saya. Di Jakarta hanya sebentar saja. Itu saja tidak bertemu dengan saya lama, hanya sebentar. Sore hari, saya sampai dan menginap. Baru keesokan harinya, saya bertemu dia dalam sebuah sarapan.
Tarman matur piyambake ditawari dados menteri utawa dubes. Nanging ditolak sedaya. Piyambake pengin bebas merdika. Yang sabar, terima saja keputusannya. Perasaanmu pasti tidak enak. Saya tahu. Namun, jika tidak kau relakan, akan merusak badanmu saja. Kalau kau ingin berhenti, silakan saja. Jadilah orang yang merdeka).
Itulah cerita Mbah Pawiro tentang anaknya, Jenderal Polisi Sutarman.
Kita tahu, Presiden Joko Widodo memberhentikan secara hormat Jenderal (Pol) Sutarman dari jabatannya sebagai Kepala Kepolisian Republik Indonesia berdasarkan keputusan Presiden yang diumumkan di Istana Merdeka pada Jumat (16/1). Untuk mengisi sementara tempat yang ditinggalkan Sutarman, Presiden menunjuk Komjen Badrodin Haiti sebagai Pelaksana Tugas Kapolri.
Meski demikian, beberapa menganggap bahwa pemberhentian Sutarman dianggap janggal. Mantan Wakil Kepala Polri, Komjen (Purn) Oegroseno, bahkan tidak yakin mantan Kepala Polri Jenderal (Pol) Sutarman memiliki kesalahan fatal yang menciptakan situasi mendesak hingga ia diberhentikan dari jabatannya. Terlepas dari itu semuan, cerita sang ayah tentang curhat Jenderal Polisi Sutarman menunjukkan bahwa Sutarwan legowo dengan keputusan tersebut. (Kompas.com)