Intisari-Online.com – Berbagai cara telah dilakukan pemerintah, khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI untuk minimalkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Menurut data dari WHO, setidaknya pada 2010 angka kematian ibu di Indonesia mencapai 359/100.000. Sayangnya, hal itu cenderung meningkat.
(Bingung Memilih Seri Zenfone Asus? Simak Panduan Ini!)
Berangkat dari kondisi tersebut, Kemenkes bersama dengan United States Agency for International Development (USAID) menjalankan program yang diharapkan dapat menjadi jalan keluar dari masalah terseubt. Program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) telah berjalan lima tahun di enam provinsi. SElama itu pula program ini dinilai berhasil meningkatkan kemuliaan wanita.
Prioritas utama program ini adalah membuat rumah sakit dan puskesmas, yang mampu dan bertanggung jawab dalam menyediakan pelayanan berkualitas pada keadaan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir.
Dalam pelaksanaannya, Kemenkes mengintervensi penguatan advokasi kepala daerah, meningkatkan kualitas pelayana, dan menguatkan sistem manajemen. Menurut dr Eni Gustina, Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes, sebanyak 150 rumah sakit dan 300 puskesmas telah dilibatkan untuk menangani berbagai kasus ibu hamil.
"Hasilnya cukup bagus terutama dari sistem rujukan. Seorang ibu sebelum dirujuk bisa berkomunikasi yang dilakukan oleh bidan pendamping baik itu dengan SMS atau telepon. Begitu informasi ibu sampai ke rumah sakit akan ada jawaban. Apakah siap ditangani dan tindakan stabilisasi apa yang perlu dilakukan sebelum pemberangkatan," Jelas Eni dalam temu media progam EMAS di Jakarta, Jumat (10/3)
(Kemenkes dan BAPETEN Awasi Pemanfaatan Tenaga Nuklir di Bidang Kesehatan)
Bila berbicara mengenai hal-hal yang menyebabkan kematian ibu saat melahirkan, pendarahan dan hipertensi lah yang menjadi penyebab utamanya. Secara nasional 32 persen kematian ibu saat melahirkan disebabkan oleh pendarahan. Sedangkan 26 persen disebabkan oleh hipertensi.
Eni berharap, agar lebih banyak kabupaten kota bisa mengadopsi Program Emas yang telah dilaksanakan di Banten, Jawa Barat, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.