WHO sendiri mendorong orangtua agak segera menyunatkan anak lelakinya, dalam rangka mengurangi tingkat HIV. Kabarnya, sunat bisa menurunkan risiko terjadinya HIV hingga 60%.
Beberapa dokter di Barat menganjurkan supaya sunat segera dilakukan tak lama setelah jabang bayi lahir, meski masih banyak orangtua yang menundanya.
“Orangtua memilih waktu sunat karena berbagai alasan, termasuk agama, sosial, budaya, atau manfaat kesehatan. Namun, melihat risiko yang meningkat hingga 10-20 kali, orangtua paling aman memilih waktu ketika berusia 1 tahun,” ujar El Bcheraou.
Padahal, di Indonesia, rata-rata anak baru disunat saat sudah duduk di bangku Sekolah Dasar atau antara usia 6 hingga 12 tahun.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR