Intisari-Online.com – Granulosit, adalah sub-kelompok sel darah putih yang memiliki 1/3 kapasitas untuk melindungi tubuh dari infeksi. Anak dengan autisme berisiko terkena infeksi karena kekurangan sel tersebut.(baca juga: Hormon Cinta Membuat Penderita Autisme Bersosialisasi)
Infeksi tersebut disebabkan, sel granulosit yang mengalir dalam peredaran darah, tidak bisa membawa dengan sempurna virus patogen karena adanya disfungsi organisme, yaitu sel mitokondria.
Dalam jurnal Pediatrics, Eleonora Napoli, penulis jurnal dan ilmuwan UC Davis School of Veterinary Medicine, mengatakan,
“granulosit menghancurkan bakteri dan virus dengan memproduksi oksidan reaktif, senyawa kimia yang membunuh mikroorganisme.”
“Penemuan kami memperlihatkan, anak-anak dengan autisme memiliki level granulosit yang makin rendah tiap harinya.” Ujar Napoli.
Para peneliti juga menemukan, sel mitokondria pada anak-anak dengan autisme, mengonsumsi oksigen lebih rendah daripada anak-anak yang lain.
Mitokondria adalah bagian intrasel yang paling penting untuk menyaring oksigen dari radikal bebas, sel ini sangat reaktif dan bisa merusak jaringan sel, juga DNA.
Masalahnya, autisme membuat sel anak tidak bisa membuang radikal bebas yang mereka produksi, sehingga anak dengan autisme berisiko terkena infeksi, karena memproduksi oksidan stres lebih banyak.
Para peneliti menemukan dalam studi mereka terhadap para penyandang autisme, berkurangnya kemampuan mitokondria juga mempengaruhi sel imun lainnya, sel limfosit.(baca juga: Kurangi Dampak Autisme Lewat Deteksi Dini Otak Bayi)
Menurunnya kemampuan sel tersebut, mungkin bisa menggiring pada rusaknya fungsi kognitif, yang dikaitkan dengan autisme. (sciencedaily.com)