Berencana Berinvestasi? Reksadana-reksadana dengan Kinerja Cemerlang Ini Layak Dilirik

Ade Sulaeman

Penulis

Cara Cerdas Biakkan Aset: Reksadana
Cara Cerdas Biakkan Aset: Reksadana

Intisari-Online.com - Sebagian reksadana membukukan kinerja cemerlang sejak awal tahun, bahkan melampaui performa pasar. Mengacu data Infovesta Utama secara year to date per 24 Februari 2017, reksadana saham HPAM Investa Ekuitas Strategis mengoleksi return 11,28%.

(Sarapan Jangan Asal Sarapan, Ada Kriteria Menu yang Mesti Kita Perhatikan)

Lalu disusul reksadana campuran HPAM Flexi Plus dengan return 10,88%, reksadana saham Sucorinvest Equity Fund 9,53%, reksadana saham Sucorinvest Maxi Fund 8,67%, serta reksadana campuran Sucorinvest Flexi Fund 8,25%.

Reza Fahmi Riawan, Senior Vice President - Head of Business Development Division PT Henan Putihrai Asset Management (HPAM) mengungkapkan, per Januari 2017, mayoritas aset HPAM Flexi Plus dialokasikan pada efek saham hingga 77%. Sisanya efek surat utang 16% dan instrumen pasar uang 7%. Adapun lima aset terbesar produk ini di antaranya WSKT, TPIA, AKRA, ASII dan UNTR.

(Investasi Reksadana yang Mengamankan Hari Tua Farhan)

“Saham kami terbesar ada di sektor keuangan, perdagangan jasa dan properti. Tapi beberapa pergerakan di mining juga membawa efek positif bagi HPAM Flexi Plus,” tukasnya.

Menurut Reza, ada beberapa katalis positif sejak awal tahun. Saham perbankan ditopang aksi beli terutama dari investor asing. Apalagi properti memang tengah rebound setelah koreksi dalam sejak beberapa waktu lalu. Terlebih kebijakan pemerintah yang mengerek pajak tanah membuat properti kian diminati.

“Rilis laporan keuangan perusahaan dan pertumbuhan ekonomi dalam negeri jelas membantu,” imbuhnya.

Sepanjang tahun 2016, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 5,02% (YoY), melampaui performa tahun 2015 yang tercatat 4,79% (YoY).

Reza berharap, HPAM Flexi Plus dapat memperoleh return lebih tinggi di atas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tahun ini. Amunisi berasal dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berpotensi mencapai 5,3% - 5,5%. Kendati demikian, perusahaan bakal tetap mencermati perkembangan sektor saham properti dan keuangan.

HPAM juga bakal aktif dalam menyesuaikan portofolio reksadana jika tekanan mencuat. Semisal mengurangi porsi saham maupun menggeser pilihan saham. “Kami mewaspadai kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, keputusan The Fed mengenai suku bunga, serta realisasi anggaran negara,” paparnya.

Investment Director Sucorinvest Asset Management Jemmy Paul Wawointana membeberkan, untuk portofolio reksadana saham Sucorinvest Equity Fund, perusahaan cenderung overweight pada sektor infrastruktur dan pertambangan. “Selain itu beberapa saham berkapitalisasi menengah yang dibeli naik banyak. Seperti BRPT dan MEDC,” jelasnya.

Merujuk fund fact sheet per Januari 2017, Sucorinvest Equity Fund didominasi efek saham hingga 94,1%. Sisanya berupa instrumen pasar uang 5,9%. Adapun lima aset terbesar produk ini di antaranya BBRI, GGRM, JSMR, PTPP dan TLKM.

Jemmy bilang, katalis positif tahun ini bersumber dari rilis laporan keuangan emiten, kenaikan harga komoditas, hingga ekspektasi perbaikan rating Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional Standard & Poor’s menjadi investment grade. “Target return kami untuk produk Sucorinvest Equity Fund 20% di tahun 2017,” katanya.

Wawan Hendrayana, Senior Research & Investment Analyst PT Infovesta Utama berujar, sebagian reksadana saham maupun campuran memang berhasil mencetak return empat hingga lima kali di atas IHSG. Per 27 Februari 2017, IHSG sudah menguat 1,63% (YtD).

Stock picking kedua perusahaan (HPAM dan Sucorinvest Asset Management) cukup baik. Harapan atas laporan keuangan tahun ini baik,” imbuhnya.

Wawan menduga, rata-rata return reksadana saham (Infovesta Equity Fund Index) tahun ini akan berkisar 10% - 12%. Sementara kinerja reksadana campuran (Infovesta Balanced Fund Index) disinyalir mencapai 7% - 9%.

Amunisi akan bertambah jika Bank Indonesia (BI) mampu mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7 –Day reverse repo rate di posisi 4,75%. Bahkan pasar bakal kian menghijau jika suku bunga dalam negeri mengecil 25 bps tahun ini.

“Kupon Sukuk Negara Ritel seri SR-009 yang dipatok 6,9% menandakan pemerintah yakin suku bunga tidak akan naik, malah cenderung turun,” pungkasnya.

(Maggie Quesada Sukiwan)

Artikel Terkait