Intisari-Online.com – Pada bulan Agustus 1945 nuklir digunakan Amerika Serikat (AS) untuk menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang. Ratusan ribu nyawa melayang. Imbasnya, Jepang pun menyerah tanpa syarat kepada kekuatan Sekutu.
Setengah abad telah berlalu dan penggunaan nuklir belum pernah dilakukan sejak hulu ledak berama “Little Boy” dan “Fat Man” meledak dan menentukan kemenangan AS--dan Sekutu--atas Jepang.
Kini nuklir digunakan untuk berbagai kepentingan seperti pembangkit tenaga listrik. Meski demikian, beberapa negara tetap menggunakannya sebagai senjata pertahanan. Sebut saja AS di barat dan China di timur.
Dengan memaparkan kekuatan nuklir dua negara tersebut, mari kita lihat perbandingan beserta ancaman yang bisa dihasilkan kedua raksasa militer ini.
Intercontinental Ballistic Missile (ICBM) sebagai hulu ledak yang memanfaatkan nuklir telah terlihat di kota Manchuria, China. Sedangkan pemerintahan AS yang kini dpimpin oleh Donald Trump telah merencanakan penggunaan nuklir bersama Pentagon.
1. ICBM
China memiliki ICBM raksasa yang bernama DF-5 dengan berat 183 ton, kapasitas muatan 3,2 ton, dan memiliki kecepatan hingga 11.989 km. Misil ini dapat mengangkat 5 megaton peledak yang bisa membinasakan satu kota, bom hidrogen, hingga Multiple Independently Targetable Reentry Vehicle (MIRV) sebanyak 3 sampai 8 misil yang dapat digunakan untuk menyerang banyak target.
Walaupun kuat, DF-5 menggunakan bahan bakar cair untuk mesinnya sehingga saat pengisian akan memakan waktu cukup lama sebelum bisa meluncur.
Di sisi lain AS memilik LGM-30G Minuteman III ICBM yang lebih kecil dan hanya bisa mengangkut tiga rudal secara maksimal. Akan tetapi bahan bakar solidnya membuat senjata ini dapat bertahan dengan baik karena waktu total peluncuran yang dapat dibilang cepat, hanya hitungan menit.
Lanjutkan halaman berikutnya untuk mengetahui kekuatan nuklir AS dan China lainnya.