Intisari-Online.com – 11 Maret akan selalu ditandai dengan ingatan akan terjadinya insiden nuklir terbesar kedua dalam sejarah. Insiden yang melibatkan reaktor nuklir Fukushima ini membuat Kenta Matsuyama, seniman jalanan Jepang yang dijuluki 281_Anti Nuke, memberikan perlawanan, melalui stiker.(baca juga: 2040 Jepang Tanpa Reaktor Nuklir)
Beberapa stiker berukuran kecil, stiker lainnya berukuran anak-anak. Untuk desain stiker, 281_Anti Nuke banyak menggambar anak-anak, yang paling populer adalah motif anak kecil menggunakan jas hujan dengan kata-kata “i hate rain” dibawahnya.
“Stiker lebih baik dari graffiti.” Baginya stiker lebih mudah dan cepat, “anda hanya perlu menempelnya dan lari.”
Saat masyarakat Jepang belum banyak mengerti bahasa Inggris, dia malah menggunakan bahasa Inggris dalam desain stikernya.
“aku menggunakan bahasa Inggris untuk mendapatkan kesan ‘langsung’. Dalam bahasa Jepang ada banyak yang harus diperhatikan. Bahasa Inggris lebih ikonik, lebih banyak ruang untuk berimajinasi.”
Pemerintahan Jepang terkenal dengan sistem amakudari, sistem tersebut membuat birokrat terus memaafkan industri nuklir, “menurutnya (birokrat), tenaga nuklir adalah satu-satunya tenaga yang bisa membangkitkan ekonomi Jepang, padahal kami tidak yakin itu.” Ujar 281_Anti Nuke.
281_Anti Nuke tidak akan menjilat ludahnya sendiri, dia terus mencoba untuk menghidupkan isu tentang reaktor nuklir Fukushima. Sekarang dia mencari cara yang legal agar karya-karyanya bisa ditonton bahkan diapresiasi orang banyak.
“Aku tidak akan membuat orang-orang lupa. Saat anda pergi membeli sayur dan daging, hal-hal tersebut akan membuat anda waspada.” (metropolis.co.jp / newyorker.com)
Lihat karya-karya 281_Anti Nuke di sini.