Jadi, dalam sehari si kecil hanya boleh nonton televisi satu jam. Setelah selang 15 menit menonton, anak harus dibiarkan kembali bermain.
Sedangkan untuk anak di atas enam tahun, waktu menonton bisa lebih lama lagi, yaitu dua jam sehari.
Dengan durasi yang relatif singkat ini, orangtua masih bisa membatasi atau mengontrol dampak dari muatan tayangan televisi.
“Sebenarnya, pada usia di atas dua tahun pun dampak negatif paparan televisi terhadap anak itu tetap ada. Tapi, masih bisa diminimalisasi,” jelas Nina.
Penelitian Kaiser Family Foundation (2010) mengenai dampak media terhadap anak menunjukkan efektivitas pembatasan ini.
Anak-anak yang orangtuanya berusaha untuk mengekang penggunaan media, biasanya lebih terhindar dari paparan buruk.
Jika tidak ditempuh upaya-upaya antisipatif, bakal berdampak negatif terhadap perkembangan karakter anak.
Nina mengemukakan, setidaknya ada tiga efek negatif kalau anak dibiarkan terus-menerus menyerap informasi dari tayangan di televisi.
Pertama, perkembangan dan pertumbuhan fisiknya kurang terstimulasi. Sebab, koordinasi unsur-unsur sensorik-motoriknya berjalan kurang optimal.
Akibatnya, menjelang masuk SD ia akan mengalami kesulitan belajar.
Baca juga: Tak Perlu Terlalu Risau Jika Anak Susah Tidur, Itu Satu dari Lima Tanda Anak Anda Memiliki IQ Tinggi
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR