Semangat Kerja Turut Luntur Setelah Tim Bola Favorit Kalah? Anda Tidak Sendirian Kok

Tika Anggreni Purba
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Semangat Kerja Turut Luntur Setelah Tim Bola Favorit Kalah ? Anda Tidak Sendirian Kok
Semangat Kerja Turut Luntur Setelah Tim Bola Favorit Kalah ? Anda Tidak Sendirian Kok

Intisari-online.com—Pernah tak semangat bekerja setelah tim bola jagoan kalah dalam pertandingan? Tenang, Anda tidak sendirian. Apalagi jika tim tersebut sudah kita gemari sejak lama. Rasanya kekalahan mereka adalah kekalahan kita juga.

Studi terbaru yang dipublikasikan pada Journal of Occupational and Organizational Psychology oleh Panagiotis Gkorezis di Aristotle University melakukan penelitian mengapa kesuksesan dan kegagalan tim sepakbola favorit kita mempengaruhi performa kerja keesokan harinya.

Para peneliti memilih 41 orang petugas dalam sebuah unit militer Yunani sebagai sampel penelitian yang mewakili seluruh negeri. Setiap orang yang dipilih memiliki tim sepakbola favorit di Yunani.

(Arti Kekalahan)

Setiap hari minggu merupakan jadwal pertandingan utama di Yunani. Maka keesokan harinya, Senin sore, semua responden akan dikumpulkan untuk menilai kinerja tim mereka hari itu. Rata-rata mereka yang tim favoritnya kalah mengaku menjadi lebih mengeluarkan emosi negatif, seperti marah, kesal, dan gelisah. Rupanya permainan tim bola favorit di hari Minggu sebelumnya mempengaruhi kinerja mereka.

-
Ketakutan Justru akan Membawa Kita ke Jurang Kekalahan)

Dalam kondisi itu, mereka merasa kurang bersemangat dan kurang berdedikasi terhadap pekerjaan. “Ketika penggemar sepak bola tidak puas dengan kinerja tim favoritnya, umumnya kinerja mereka juga melesu,” kata para peneliti itu.

Tim Gkorezi juga mencari dampak dari pertandingan terhadap emosi positif peserta. Seperti perasaan terinspirasi dan semangat melalui tim favoritnya. Namun ternyata kurang mencolok ketimbang dampak negatif tadi. Hal ini mungkin terjadi karena efek positif biasanya tidak bertahan lama seperti dampak negatif.

Karena itu Gkorezi menyarankan pada pemimpin mereka untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang membangkitkan semangat pekerja pascapertandingan sepak bola. Hal ini perlu dilakukan demi kinerja yang maksimal sehingga tidak merugikan pekerjaan mereka.

Jika kita termasuk dalam orang-orang yang seperti ini, kita harus belajar bijaksana untuk memisahkan antara pekerjaan dengan kegemaran. Jangan sampai merugi, sahabat Intisari!

Artikel Terkait