Intisari-Online.com - Salah satu penyebab media cetak bergerak menuju ambang kepunahan adalah kebutuhan kertas. Nah, para peneliti telah mengembangkan kertas yang bisa dicetak tanpa menggunakan tinta, namun sinar UV. Kertas yang dapat dicetak tersebut dapat dihapus dengan pemanasan sampai 120°C dan bisa ditulis ulang lebih dari 80 kali.Penelitian ini dilakukan dalam upaya untuk mengurangi dampak dari produksi kertas pada deforestasi.
(Secarik kertas ini pernah menjadi penentu nasib Indonesia.)
Para peneliti yang berbasis di Universitas Shandong di China dan University of California, Riverside mengatakan bahwa rahasia di balik teknologi adalahperubahanwarna secara kimia.Sebuah lapisan tipis bahan kimia dapat diterapkan untuk kertas konvensional. Bahan kimia ini nantinya mengubahkertas tersebutmenjadikertasyang dapat digunakan kembali.
Profesor Yadong Yin, seorang profesor kimia di University of California, Riverside mengatakan hasil penelitian tersebutmemiliki manfaat ekonomi dan lingkungan yang sangat besar untuk masyarakat modern. Produksi kertas dan pembuangan memiliki dampak negatif yang besar terhadap lingkungankarena merupakansumber terbesar dari polusi industri. Kertas yang dibuang menyerap40% dari tempat pembuangan sampah. Bahkan daur ulang kertas memiliki kontribusi terhadap polusi karena tinta di atas kertas harus dihapus terlebih dahulu.
(Swedia, negara yang berhasil mendaur ulang 99 persen sampahnya.)
Produksi kertas juga berkontribusi terhadap deforestasi. Di Amerika Serikat lebih dari 30 persen dari semua pohon yang ditebang digunakan untuk kertas dan kardus produksi.Untuk mengatasi masalah ini, para peneliti telah berusaha untuk mengembangkan alternatif untuk kertas sekali pakai.
Salah satu kemungkinan adalah untuk mengambil keuntungan dari sifat perubahan warna dari beberapa bahan kimia. Namun pendekatan ini telah menghadapi masalah di masa lalu karena kesulitan dalam menghapustinta, biaya tinggi, toksisitas dan kesulitan menerapkan lapisan ke kertas konvensional.Akan tetapi, para peneliti mengklaim bahwa kertas baru yang mereka kembangkan bisa menangani masalah ini dan dapat diterapkan untuk setiap wilayah di mana informasi yang dicetak dan dibutuhkan hanya untuk waktu singkat.
(Daur ulang justru menambah jumlah sampah?)
Profesor Yin percaya bahwa kertas yang bisa ditulis ulang memiliki banyak aplikasi praktis yang melibatkan perekaman dan pembacaan informasi yang bersifat jangka pendek, seperti koran, majalah, poster, catatan, indikator hidup produk, sensor oksigen, dan label yang ditulis ulang untuk berbagai aplikasi.Para peneliti memperkirakan bahwa kertas ini dapat dicetak dan akan berbiaya murah bila diproduksi pada skala komersial.