Intisari-Online.com - Yarsagumba yang juga dikenal sebagai obat kuat dari Himalaya merupakan 'tambang emas' bagi penduduk setempat karena harganya yang fantastis.
Pegunungan Himalaya, dengan puncak Everest, dikenal sebagai destinasi impian pada pendaki. Namun, bagi penduduk di lerengnya, pegunungan Himalaya adalah 'tambang emas'.
Bukan emas dalam artian sebenarnya, tentu. 'Emas' di sini mengacu pada yarsagumba, sejenis jamur ulat.
Baca juga: Dulu Jadi Siswi Berprestasi, Tapi Selama 15 Tahun Ini Ia Hanya Mengurung Diri di Kamar
Yarsagumba, dalam bahasa Tibet memiliki arti 'rumput musim panas, ulat musim dingin'. Tanaman unik ini terbentuk saat larva ngengat yang hidup dalam tanah, terinfeksi spora jamur parasit Ophiocordyceps sinensis.
Saat terinfeksi dan mati, tubuh ulat itu akan mengeras sementara di bagian kepalanya, tumbuh jamur berwarna coklat berbentuk pipih. Secara fisik, bentuk yarsagumba cukup unik, berupa batang cokelat kekuningan seukuran korek api yang mencuat dari dalam tanah.
Lokasi tumbuhnya pun sangat sulit dijangkau. Yarsagumba hanya ditemukan di wilayah bertanah lembab di ketinggian 3000-5000 meter di atas permukaan laut. Jamur unik ini umumnya tumbuh sekitar bulan Mei dan Juni, di awal musim panas.
Baca juga: Maksud Hati Ingin Curhat eh Fatmawati Malah Ditembak Bung Karno dengan Pernyataan Cinta
Maka, tidak heran jika musim panas tiba, desa-desa di lereng pegunungan Himalaya mendadak kosong. Penduduk desa akan mendaki dan mencari yarsagumba di lereng-lereng tinggi.
Penduduk setempat percaya, yarsagumba adalah 'obat ajaib', yang berkhasiat menyembuhkan penyakit, dari asma hingga kanker. Namun, salah satu khasiat yarsagumba yang paling dikenal adalah sebagai obat kuat. Maka, tidak heran bila kemudian yarsagumba dikenal dengan nama 'obat kuat dari Himalaya'.
"Yarsagumba harganya lebih mahal dari emas," kata Karma Lama, penjual yarsagumba kepada BBC.
Satu kilogram yarsagumba dibanderol dengan harga US$100.000 atau setara Rp1,4 miliar di pasar internasional, seperti Cina, Korea, Thailand, Jepang, Inggris, dan Amerika Serikat.
Harga yang fantastis itu lah yang membuat warga desa di lereng Himalaya rela mempertaruhkan nyawa demi mencari yarsagumba.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR