Advertorial
Intisari-Online.com- Pada masa Perang Dingin, perlombaan saling adu keunggulan antara Blok Barat dan Timur begitu nyata.
Selain perlombaan untuk kebolehan senjata nuklir, unjuk supremasi teknologi pun tak terlewat.
Termasuk Space Race atau perlombaan luar angkasa.
Kemenangan terakhir dalam perlombaan ini adalah ketika Amerika Serikat berhasil menjadi yang pertama memiliki warganya yang berjalan di bulan.
Baca Juga:Konyol, Israel Tembak Jatuh Drone Rusia yang Ternyata Buatan Israel Sendiri
Pada akhir 70-an, ketegangan persaingan dan unjuk gigi mengendor dengan Amerika yang jelas memimpin di depan.
Uni Soviet, setelah mencapai sukses awal mengirim Yuri Gagarin ke luar angkasa, masih ingin mengembangkan program serupa lainnya.
Sebelum jatuhnya Tembok Berlin dan runtuhnya Uni Soviet, Soviet berencana mengirim satelit ke orbit di sekitar satelit Mars: Phobos dan Deimos.
Pada 1988 program Program Phobos dilaksanakan sehingga Soviet beharap dapat mempelajari Mars, Phobos dan Deimos.
Baca Juga:Intip Megahnya Hunian Baru Cristiano Ronaldo di Turin, Sewanya Rp600 Juta per Hari
Untuk pertama kalinya, Soviet akan meluncurkan satelit Phobos 1 ke orbit elips Mars.
Phobos 1 sendiri sungguh mengesankan dan sangat berat, ia dirancang untuk beroperasi dalam tiga fase terpisah dari penerbangannya.
Namun karena setitik kesalahan konyol, kecelakaan tak dapat terhindarkan dan mengacaukan misi Phobos 1.
Perintah dikirim dari bumi menuju satelit untuk memberi perintah guna menyesuaikan lintasan atau melepaskan hoppernya.
Perintah-perintah ini harus di-proofread untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam kode.
Kesalahan terkecil dalam kode dapat menyebabkan masalah untuk satelit.
Biasanya, perawatan ekstra digunakan ketika memeriksa kode untuk kesalahan.
Namun, dalam kasus Phobos 1, ketidaksabaran membebani seluruh misi Soviet.
Baca Juga:Di Mana Stalin Sewaktu Nazi Menyerang Rusia?
Pada tanggal 2 September 1988, seorang teknisi selesai mengerjakan perintah-kunci dengan satu kesalahan di atasnya (tanda hubung yang hilang).
Biasanya, teknisi diminta untuk menempatkan perintah ke komputer yang akan memeriksa kesalahan.
Tetapi, sementara komputer mati untuk pemeliharaan.
Alih-alih menunggu untuk menghidupkan komputer, teknisi berkeras bahwa kode itu seratus persen benar dan baik-baik saja untu kemudian mengirimkan perintah kunci ke Phobos 1.
Ternyata kode yang salah terkirim dan mengakibatkan satelit mematikan semua sistemnya.
Ada ketakutan bahwa menghukum tim Phobos 1 yang gagal akan menyebabkan penurunan kinerja dan semangat kerja di tim Phobos 2.
Jadi, penyelidikan ditunda sampai setelah Phobos 2 selesai.
Akhirnya, pemimpin tim misi Phobos 1 dibebaskan tugaskan, tetapi tidak ada hukuman lebih lanjut yang dijatuhkan.
Baca Juga:5 Wanita Paling Kaya di Amerika Tahun 2018, 4 di Antaranya Bisnis yang Sama Lho!