Intisari-Online.com - Sekitar Mei dan Juni setiap tahun, sejumlah besar anak-anak akan mulai terserang penyakit misterius. Pertama-tama akan muncul demam dan kejang-kejang. Tak berhenti di situ, setelah itu mereka akan berada dalam kondisi setengah sadar setengah tidak. Orang-orang lokal menyebut penyakit ini sebagai “chamki ki bimari” alias “penyakit perada”.
(Siapa Sangka, Makan Es Krim ketika Sarapan Bagus untuk Kesehatan Mental dan Kewaspadaan)
(Catat! 7 Makanan Ini Tidak Cocok untuk Sarapan)
Pada 2014, ratusan anak-anak dirawat di rumah sakit dengan gejala yang disebut di atas. 390 dari mereka bisa diobati, sementara 122 anak lainnya meninggal dunia.
Tim peneliti dan paramedis sudah berusaha mencari penyebabnya, tetapi tak kunjung berhasil. Hingga sekarang.
Sebuah laporan terbaru yang dipublikasikan dalam The Lancet Global Health yang terbit Selasa (31/1) mengklaim telah menemukan penyebabnya: leci. Selain itu, panas, kelembaban, kurangnya nutrisi, angin musim, dan pestisida, juga disebut menjadi penyebab lain.
Buah pembunuh?
Peneliti dari Centers for Disease Control and Prevention AS dan National Centre for Disease Control India telah membandingkan anak-anak yang mempunyai gejala penyakit misterius itu dengan mereka yang tidak. Analisis darah dan sampel cairan tulang belakang nyatanya tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi atau paparan bahan kimia dan pestisida.
Namun, sebagian besar anak-anak yang jatuh sakit itu telah memakan buah leci tak lama sebelum mereka diperiksa. Studi juga menyebut, kemungkinan mereka juga telah mengunjungi kebun buah itu dalam kurun 24 jam terakhir.
Muzaffarpu, Bihar, adalah penghasilan leci terbesar di India.
Menurut laporan para orangtua, anak-anak di desa yang terkena dampak menghabiskan sebagian besar hari mereka dengan makan leci dari kebun di sekitarnya. Mereka juga sering pulang di sore hari dalam kondisi tak tertarik untuk makan malam.
Penulis | : | Moh. Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR