Advertorial

Kenali dan Deteksi Dini Kanker pada Anak untuk Memperbesar Penyembuhan

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Kanker bukanlah penyakit yang hanya bisa ditemukan pada orang dewasa saja.

Sejumlah kanker pun bisa diidap oleh Si Kecil. Namun, kanker bisa dideteksi sedari dini. Apa saja yang perlu diketahui?

Laili Damayanti menjabarkannya pada Tabloid NOVA edisi 1065/XXI 2008 untuk kita.

Mendengar kata kanker, setiap orang pasti merasa ngeridan langsung membayangkan risiko kematian yang mengintainya. Tak salah, penyakit yang belum ada obatnya ini memang identik dengan risiko paling fatal dari mengidap suatu penyakit, yakni meninggal dunia.

Apalagi, kanker tak hanya diderita orang dewasa, tapi juga anak-anak.

"Bahkan, sejenis kanker mata atau retinoblastoma pernah diketemukan pada anak usia di bawah 2 tahun," ungkap Prof. dr. Djajadiman Gatot Sp A (K), hematolog anak dari RSCM Jakarta.

Baca juga: Putri Denada Terserang Leukemia: Begini Antisipasi Tepat untuk Menangkal Leukemia

Menyadari hal ini, para orangtua tentu akan khawatir. Bayangkan jika Si Kecil yang masih lucu-lucunya ternyata mengidap penyakit mematikan tadi. Artinya, usia sang anak tak akan lebih panjang dari usia orangtuanya.

Padahal, setiap orangtua tentu mengharapkan bisa mengantarkan anak-anaknya hingga meraih cita-cita, dan hidup mandiri.

Sebenarnya, risiko kematian karena kanker ini tak perlu terjadi jika penyakit itu bisa diketahui sejak masih stadium dini, dan peluang untuk sembuh masih cukup besar. Oleh karena itu, para orangtua perlu tahu cara mendeteksi dini kanker pada anak.

Menurut Prof. Djajadiman, ada sejumlah jenis kanker yang pada umumnya diderita anak-anak, berikut gejala klinis yang ditimbulkannya.

Baca juga: Anak Denada Sakit Leukemia: Inilah Beberapa Metode Untuk Pengobatan Leukemia

Leukemia

Patut dicatat, dari beragam jenis kanker yang seringkali diketemukan menjangkiti anak-anak adalah leukemia. Terutama leukemia jenis limfositik akut. Menurut Djajadiman, leukemia sebenarnya bisa diketahui sejak sang anak berusia 5 - 6tahun.

Leukemia atau kanker darah adalah kondisi terjadinya ketidaknormalan pada sel-sel pembentuk darah di dalam sumsum tulang. Yang mengakibatkan sel-sel darah muda yang berwarna putih terus menerus bertambah, tanpa menjadi tua.

Selain itu, sel kanker yang berada di dalam tulang ini menggantikan sel-sel normal, menghancurkan dan merusak sel penghasil sel darah merah dalam tulang. Sehingga, memengaruhi proses pembentukan sel darah merah dan imunitas tubuh.

Keganasan pada sel-sel darah juga bisa memengaruhi sel-sel tubuh lainnya secara sistematik. Sehingga, kanker yang berawal dari darah ini bisa metastasis ke mana-mana, terutama organ vital seperti otak, hati, ginjal, limpa, dan lainnya. Inilah mengapa, kanker darah lalu disebut pula sebagai kanker cair.

Baca juga: Hati-hati! Demam Adalah 1 dari 6 Gejala Awal Leukemia Seperti yang Diderita Anak Denada

Penyebab kanker darah, menurut Djajadiman, diperkirakan masih berhubungan dengan faktor genetika. Dimana dalam sel tubuh sudah terdapat kerusakan pengatur siklus sel. Sehingga, terjadi perbanyakan sel muda yang tidak normal dan sifat sel yang tidak menua sebagaimana mestinya.

Gejala klinis pada leukemia akut yang bisa diketahui antara lain anak terlihat pucat, seperti gejala pada anemia. Sering terjadi perdarahan terutama di kulit, gusi, dan hidung (mimisan). Anak juga sering mengeluh nyeri ditungkai dan kaki. Tidak nyenyak dan sulit tidur di malam hari karena rasa nyeri tadi.

Pengobatan yang bisa dilakukan adalah kemoterapi. Jika diketemukan dan ditangani sejak stadium dini, angka kesembuhannya bisa mencapai 75 persen. Apalagi, jika didapat donor sumsum tulang belakang yang tepat dan dilakukan pencangkokan, bisa didapat peluang kesembuhan di atas persentase tadi.

Retinoblastoma

Jenis kanker lain yang juga bisa diketemukan sejak usia dini adalah kanker mata atau retinoblastoma. Menurut Djajadiman, kanker jenis ini bahkan bisa ditemui pada anak di bawah usia 2 tahun.

Baca juga: Mengharukan, Bocah Penderita Leukemia Stadium Akhir Ini Akhirnya Wujudkan Cita-citanya Jadi Petugas Pemadam Kebakaran Sebelum Kematiannya

Diperkirakan kanker yang menyebabkan bagian gelap mata anak memantulkan cahaya seperti mata kucing ini, disebabkan faktor keturunan.

Gen yang didapat sejak lahir ini lalu menyebabkan pertumbuhan sel pada retina (belakang mata) mengganas. Bisa terjadi pada salah satu, atau kedua belah mata sekaligus.

Tak ada keluhan spesifik dari penderita kanker mata stadium dini. Bahkan, gejala kebutaan pun tak dirasakan. Hanya, jika sudah mulai menonjol atau menyebar ke otak atau kantung mata, baru menimbulkan benjolan dan keluhan.

Seperti mulai merasa sakit kepala, mual, muntah, hingga hilangnya penglihatan. Jika memungkinkan, upaya penyembuhan dapat dilakukan pengangkatan kanker, yang dilanjutkan dengan kemoterapi.

Baca juga: Fight, Pray, Hope: Kisah Dokter Spesialis Kanker Anak yang Mendedikasikan Hidupnya untuk Penderita Kanker

Tumor otak

Kanker yang juga bisa diketemukan pada anak-anak adalah tumor otak jenis jinak. Namun, pada umumnya diketemukan ketika sang anak menjelang remaja.

Diawali keabnormalan sel yang terjadi, sehingga menimbulkan pertumbuhan jaringan abnormal dalam otak.

Lama kelamaan jaringan ini menimbulkan tekanan intrakranial atau tekanan di dalam tempurung otak yang berlebih. Sehingga, menimbulkan gejala klinis seperti sakit kepala, muntah (dengan ciri khas, muntah menyemprot), gangguan kemampuan berjalan, kejang, lumpuh, penurunan kesadaran, hingga gangguan kepribadian.

Idealnya, tumor ini memang perlu diangkat. Namun, oleh karena letaknya di dalam tempurung kepala dan berkaitan dengan banyak syaraf dan fungsi otak sehingga, menurut Djajadiman, risiko upaya penyembuhan akan sama besar dengan risiko kematian oleh kanker itu sendiri.

Baca juga: Hati-hati! Hampir Mirip Flu, Inilah Ciri Kanker Tiroid yang Sering Tidak Disadari

Tumor ginjal

Tumor ginjal atau tumor wilms, atau nefroblastoma juga merupakan kanker yang bisa diketemukan pada anak-anakdi kisaran usia 3,5 tahun. Yaitu terjadinya pertumbuhan sel yang mengganas di dalam ginjal.

Kanker ini baru bisa didiagnosa ketika sudah membesar dan teraba. Tumor ini tidak menyebar, tapi cukup menimbulkan gangguan jika sudah membesar. Antara lain, menyebabkan anak tak merasa nyaman karena perutnya semakin mengeras, hingga menyebabkan kencing berdarah.

Penyebabnya adalah faktor genetik. Satu-satunya tindakan yang bisa diambil adalah mengangkat tumor ini melalui prosedur operasi.

Tumor primer tulang

Kanker lainnya yang juga bisa diderita anak-anak adalah kanker tulang atau tumor primer tulang, atau osteosarkoma. Yaitu terjadinya keganasan pertumbuhan jaringan pada permukaan tulang.

Baca juga: Walau Terlihat Menyeramkan dan Aneh, Tapi Sarang Semut Ini Bisa Jadi Obat Kanker Lho!

Biasanya terjadi pada tulang paha bagian ujung bawah, tulang lengan atas bagian ujung atas, tulang kering bagian ujung atas, dan lainnya. Pertumbuhan jaringan ini menimbulkan nyeri. Nyeri saat beraktivitas, terjadi pembengkakan, teraba hangat, dan memerah tanda peradangan.

Kanker tulang juga biasanya baru diketemukan pada anak-anak menjelang usia remaja.Terkadang, gejala yang ditemui berupa patah tulang tanpa sebab yang jelas. Hal ini terjadi karena tumor ini menyebabkan tulang melemah sehingga mudah patah, meski hanya melakukan aktivitas bersifat ringan.

Solusi untuk mengatasinya adalah dengan tindakan bedah. Namun, perlu dilakukan kemoterapi terlebih dahulu untuk memperkecil dan membunuh sel kankeryang menyebar.

Kanker kelenjar getah bening

Kanker kelenjar getah bening atau limfoma maligna juga merupakan jenis kankeryang bisa ditemukan pada anak-anak. Kanker ini merupakan keganasan pertumbuhan sel pada kelenjar getah bening.

Baca juga: Muncul Benjolan di Leher atau Ketiak? Hati-hati, Bisa Jadi Itu Gejala Kanker Limfoma yang Sangat Agresif dan Sulit Diobati

Yang lalu menyebabkan timbulnya benjolan pada kelenjar getah bening, tanpa didahului radang dan rasa nyeri. Benjolan bisa muncul di ketiak, leher, dan di dalam usus. Jika terjadi di ketiak atau leher, tentu akan lebih mudah diketahui, ketika teraba atau terlihat.

Namun, jika terjadi di dalam usus biasanya akan menimbulkan keluhan sakit perut, muntah, sulit buang air besar, dan demam.

Satu-satunya jalan yang perlu diambil adalah mengangkat benjolan melalui tindakan operasi. Lalu, kemoterapi perlu diberikan untuk mengantisipasi penyebaran sel kanker.

Tumor testis dan ovarium

Keganasan pertumbuhan sel pada organ reproduksi ini baru akan diketahui jika sudah membesar.

Baca juga: Catat! Terlihat Sepele, 6 Kebiasaan Ini Ternyata Bisa Picu Kanker Mata

Pada tumor testis akan ditemukan pembesaran pada salah satu buah pelir,yang konsistensinya cenderung keras.

Sedangkan pada ovarium yang berada di dalam perut, terkadang diketemukan secara tak sengaja.Misalnya, ketika doktersedang mendiagnosa gangguan pencernaan dengan meraba perut pasien, lalu menemukan benjolan.

Kanker jenis ini, selain mengganggu secara kesehatan juga bisa menimbulkan kemandulan, sehingga perlu segera diangkat jika ditemukan.

Pemeriksaan kanker pada anak

Ketika menemukan beberapa gejala yang ditengarai sebagai kanker, beberapa tindakan perlu diambil untuk menegakkan diagnosa adanya kanker pada anak. Antara lain:

Baca juga: Kabar Bahagia, Menu Diet Ini akan Membuat Tubuhmu Ideal dan Terhindar dari Kanker

  • Dilakukan pengumpulan informasi riwayat kanker dalam keluarga.
  • Pengecekan atau tes laboratorium, mulai dari tes sampel darah, sampel jaringan, sumsum tulang, dan sebagainya.
  • CT (computed tomography) Scan, MRI (magnetic resonance imaging), rontgen, scan dan sebagainya, untuk melihat adanya keabnormalan pertumbuhan jaringan.
  • Jika masih sulit dipastikan, atau letak kanker yang berada di dalam tubuh tak teraba atau tak terlihat, diagnosis dengan patologi anatomi terbuka (membuka dan mengambil jaringan) perlu dilakukan.
Minimalisasi risiko

Memang, kanker merupakan faktor risiko yang sulit dihindari, dan seperti dapat diderita seseorang secara random. Namun, bukan berarti risiko kanker tak bisa diminimalisasi. Berikut sejumlah tips yang bisa dilakukan.

Nutrisi Cukupi kebutuhan vitamin dan nutrisi secara seimbang.

Olah raga Berolahraga secara rutin dan teratur.

Stop rokok Terutama bagi para wanita hamil, hindari rokok dan asap rokok.

Hindari radiasi Jauhi lingkungan yang berpotensi memberi efek radiasi, seperti divisi rontgen di rumah sakit, juga area pembangkit listrik.

Baca juga: 11 Fakta tentang Leukemia dan Kanker Darah Lainnya yang Wajib Diketahui

Artikel Terkait