Advertorial

Agar Bisa Bertahan Hidup Lebih Lama, Inilah Makanan yang Dikonsumsi Manusia Es

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Para ilmuwan mengungkapkan bahwa makanan terakhir Oetzi si Manusia Es berimbang, tetapi juga berlemak tinggi.

Pria itu hidup 5.300 tahun lalu dan meninggal di sungai es membeku.

Jenazahnya terawetkan di es selama ribuan tahun sampai ditemukan pada tahun 1991.

Ilmuwan berhasil menemukan sejumlah hal tentang kehidupannya, termasuk apa yang dia makan sebelum meninggal.

Baca Juga:Pengacara Ini dengan Tenang Menyelamatkan Putrinya Sebelum 'Merelakan' Dirinya Ditembak Mati

Mereka mengatakan pria tersebut memenuhi lambungnya dengan lemak dari kambing liar, daging rusa merah, biji-bijian kuno einkorn dan pakis beracun.

Tingkat lemak makanannya adalah 50 persen, jauh lebih tinggi 10 persen dari umumnya makanan modern.

"Jika Anda mempertimbangkan ketinggian tempat berburu Manusia Es, Anda memerlukan pasokan energi seperti ini," kata Dr Frank Maixner dari Eurac Research Institute for Mummy Studies di Bolzano, Italia.

Baca Juga:Tak Tampak Garang, Pasukan Khusus Pengawal Presiden Jokowi bahkan Ada yang Sambil Merokok saat Bertugas

"Dan cara terbaik untuk melakukan ini adalah dengan memakan berlemak yang dapat memberikan energi lebih untuk bertahan di lingkungan berat seperti itu," imbuh Maixner.

Apa arti hal ini terkait dengan susunan makanan nenek moyang kita?

Kajian yang terbit di Current Biology itu memberikan gambaran tentang menu Zaman Tembaga.

Susunan makanan Manusia Es telah dianalisa sebelumnya, tetapi tidak serinci ini.

Baca Juga:Mendarat Darurat, 33 Penumpang Keluarkan Darah dari Telinga: Ini Alasan Mengapa Darah Keluar dari Telinga Mereka

Penyelidikan terbaru ini didasarkan pada isi lambungnya.

Yang mengejutkan, bagian tubuh ini baru ditemukan karena letaknya tidak biasa, akibat proses mumifikasi badannya.

Para ilmuwan dapat menyimpulkan lemak bukan berasal dari produk susu, tetapi dari ibex Alpen, spesies kambing liar yang hidup di pegunungan Alpen Eropa.

"Susunan makanannya adalah campuran seimbang karbohidrat, protein dan juga lemak," kata Dr Maixner.

Baca Juga:(Foto) Misterius, Inilah 7 Penampakan Luar Angkasa yang Berhasil Terekam Kamera NASA

"Cukup mengejutkan tingginya tingkat lemak yang dia makan."

Makanan ini membuat Oetzi dapat mendaki es, tetapi kemungkinan rasanya tidak begitu enak.

"Itu lemak kambing dan sulit membayangkan rasanya," kata Dr Maixner.

"Sudah pasti tidak seenak seperti yang kita makan sekarang. Apalagi kalau diingat tidak adanya garam, rasa asli daging itu, lemak itu, semua hal itu, saya pikir sulit untuk dimakan."

Baca Juga:Anak Delapan Tahun Ini Diklaim Miliki Tulisan Tangan Tercantik di Dunia

Meskipun Manusia Es tidak harus berurusan dengan makanan olahan, terdapat sisi negatif susunan makanannya.

Dia sudah menunjukkan tanda-tanda penyumbatan arteri saat meninggal.

Dia kemungkinan tewas dalam perang, karena terdapat luka-luka di tubuhnya.

Pria ini juga membawa senjata, termasuk sebuah kapak tembaga.

Baca Juga:Kesalahan Besar Pengemudi Mobil Matik yang Sering Disepelekan, Apakah Anda Salah Satunya?

Apakah Manusia Es mengenal jamu?

Dia juga kemungkinan memakan obat dari tanaman, karena para peneliti menemukan jejak bracken sejenis pakis di lambungnya.

Kemungkinan lain adalah dia membungkus makanan dengan daun pakis dan secara tidak sengaja memakan spora beracun.

Daging hewan liar kemungkinan dimakan secara langsung atau bisa juga dikeringkan.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Untuk Bertahan Hidup, Ini Makanan yang Dikonsumsi Manusia Es")

Baca Juga:Maksud Hati Ingin Curhat eh Fatmawati Malah Ditembak Bung Karno dengan Pernyataan Cinta

Artikel Terkait