Advertorial

Berlari Tanpa Kepala, Bagaimana Kisah Dietz von Schaumburg Membebaskan Teman-temannya?

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Mungkin Anda pernah mendengar mengenai kemampuan kecoa untuk tetap bertahan hidup meski telah kehilangan kepalanya.

Tentu saja itu mengganggu pikiran Anda bukan? Namun bagaimana jika hal itu terjadi pada manusia?

Ya, beberapa waktu setelah Dietz von Schaumburg kehilangan kepalanya, dia masih dapat berlari.

Dilansir dari Pravda Report, Pada 1636, Raja Ludwig dari Bayern menghukum Dietz von Schaumburg beserta empat temannya yang lain.

Baca Juga:Sebelum Kejuaraan Dunia Zohri Minta Dibelikan Sepatu Lari Seharga Rp400 Ribu, Kini Kakaknya Menangis Haru

Hal itu dilakukan karena mereka telah memberontak melawan raja.

Sejalan dengan tradisi ksatria, Raja Ludwig bertanya pada Dietz apa keinginan terakhirnya.

Permintaan terakhir itu kemudian membuatnya terkejut.

Dietz meminta agar keempat temannya berbaris dengan jarak 2,5 meter masing-masing orang.

Baca Juga:Remaja Ini Terpaksa Melahirkan di Jalan Setelah Diusir Orangtua dan Ditolak RS

Tak sampai disitu, Dietz juga meminta untuk dipenggal pertama kali dan jika dirinya berhasil berlari melewati keempat tahanan yang lain, mereka harus dibebaskan.

Raja Ludwig pun menyetujui permintaan terakhir Dietz.

Segera raja mengeluarkan perintah untuk memenggalnya.

Tak lama setelah algojo mengeksekusi Dietz, dia pun benar-benar berlari dan dapat melewati mereka, meski akhirnya langsung terkapar juga.

Baca Juga:Lagi, Nama Indonesia Harum di Dunia Internasional, Kini Lewat Olimpiade Matematika

Raja pun menepati janjinya dan mengampuni keempat tahanan lainnya.

Kasus mengenai cedera otak yang tak mempengaruhi kinerja tubuh juga beberapa kali terjadi.

Misalnya saja yang dialami oleh seorang anak yang dilahirkan di Rumah Sakit St. Vincent di New York pada 1935.

Anak itu dilaporkan tidak memiliki otak di kepalanya.

Baca Juga:Setelah 66 Tahun, Pemilik Kuku Terpanjang di Dunia ini Akhirnya Memotong Kukunya

Meskipun tidak ada otak sama sekali, anak itu entah bagaimana berhasil bertahan selama 27 hari.

Perilakunya pun tampak normal dan tak ada yang menduga keanehan itu hingga otopsi dilakukan dan menjelaskan semuanya.

Baca Juga:Mengenal Vajra, Senjata Perang Kuno yang Konon Mampu Keluarkan Petir

Artikel Terkait