Intisari-Online.com – Sudah disebutkan bahwa manusia mahluk paling mulai. Bahkan, kehormatan manusia di mata Tuhan sangat tinggi. Maka, sudah selayaknya manusia menghargai kehormatan orang lain karena juga berarti menghormati Tuhan.
Sebuah insiden telah terjadi ketika seorang mahasiswa sedang berjalan-jalan dengan guru di salah satu kebun sekolah mereka. Selama berjalan, siswa tersebut memutuskan untuk mengatasi masalah yang ia hadapi dan mencari obat dari gurunya tersebut.
Ia mulai bertanya pada gurunya, “Saya memiliki penyakit spiritual. Saya mempunyai kebiasaan berbicara buruk tentang orang lain dan menyebutkan hal-hal tentang mereka di belakang mereka.”
Guru berhenti sejenak dan kemudian bertanya, “Apakah engkau memiliki ponsel?”
Siswa itu menjawab dengan tegas dan mengambil ponselnya untuk menunjukkan pada gurunya. Ponsel itu salah satu model terbaru di pasaran dan ia baru saja membelinya baru-baru ini.
Setelah melihat ponsel yang ditunjukkan oleh siswanya itu, ia meminta siswa itu untuk membuang ponselnya ke tempat berlumpur di dekatnya, lalu menginjak-injaknya.
Heran dengan permintaan gurunya, siswa itu bertanya, “Bagaimana mungkin saya membuang ponsel ini? Saya mengeluarkan uang cukup banyak untuk itu dan ini bernilai bagi saya.”
Guru menjawabnya dengan kata-kata bijaksana, “Demikian juga rasa hormat dan kehormatan saudaramu atau temanmu yang hormat dan berharga di mata Tuhan. Bagaimana bisa dengan mudahnya engkau menginjak-injak kehormatan dan tidak menghormati itu dengan mudahnya seperti itu?”
Siswa itu menyadari betapa ia tidak pernah mengerti atau menghargai nilai sebenarnya dari manusia. Mulai sejak itu ia tidak pernah salah untuk membandingkan rasa hormat dari saudara-saudaranya untuk semua hal yang paling berharga baginya.