Intisari-Online.com – Orang Jawa Timur rupanya gemar sekali bereksperimen mencampurkan dua jenis makanan yang berbeda. Selain rujak soto, masih ada pula masakan "eksperimental" lain, namanya pecel rawon.
Rawon jelas berbeda dari pecel. Rawon berisi daging dan berkuah, sementara pecel berupa sambal yang terbuat dari kacang. Kedua makanan khas Jawa Timuran ini lazim dihidangkan secara terpisah. Tapi, apa jadinya kalau rawon dan pecel digabung menjadi satu? Inilah yang ditawarkan oleh Warung Pecel Rawon Pak Darmo.
Di warung ini, rawon tampil nyeleneh karena dicampur dengan sambal pecel. Bagaimana rasanya? Inilah yang unik. Sekalipun rawon tampak mustahil dicampur dengan sambal pecel, racikan aneh ini ternyata tetap enak dinikmati. Paling tidak ini bisa dibuktikan dari banyaknya pembeli yang memesan menu nyentrik ini.
Rawon yang dipakai di sini sedikit berbeda dari rawon kebanyakan. Kuahnya tidak sehitam kebanyakan rawon. Daging yang dipakai juga bukan daging yang dipotong dadu, melainkan empal yang digoreng kemudian disuwir-suwir seperti abon.
Rawon ini kemudian dicampur dengan bumbu pecel sehingga hasil akhirnya berupa rawon yang berwarna keruh. Rasanya bisa dibayangkan, gurih-asin rawon bertemu dengan gurih kacang dari sambal pecel. Selain berisi daging dan taoge yang merupakan bawaan rawon, menu ini juga berisi kangkung, sawi, mentimun, dan serundeng, sebagai bawaan pecel.
Cita rasa keluwak di dalam rawon tidak begitu kuat sehingga bisa berpadu dengan rasa pecel. Sebaliknya, bumbu pecel tidak terlalu manis sehingga tidak merusak cita rasa rawon. Jika Anda penasaran dengan rasanya, pesan saja satu porsi (Rp 7.000,-). Nikmati dan silakan nilai sendiri apakah menu ini sekadar dua makanan yang dicampur, ataukah memang makanan baru yang layak dicoba. (Bimo)