Gen Z Si Warga Asli “Kampung Digital”

Esra Dopita M Sidauruk
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

BookSTech, Sebuah Upaya Menggabungkan Buku, Dongeng, dan Teknologi
BookSTech, Sebuah Upaya Menggabungkan Buku, Dongeng, dan Teknologi

Intisari-Online.com - Belum selesai dengan pembahasan generasi Y atau millineal, kini hadir lagi generasi Z (iGen) dan generasi A. Kabarnya, keduanya adalah digital native alias penduduk asli digital. Mereka lebih akrab dan mahir menggunakan teknologi, sehingga dapat multitasking. Sayangnya, mereka mudah menyerah ketika dalam kesulitan.

(4 Tips Menjadi Bos Bagi Generasi Millenials)

Dalam laman Nytimes.com pada September 2015, dikatakan, generasi Z adalah mereka yang lahir setelah generasi Y atau milenial, tepatnya sekitar 1995 hingga 2011. Generasi Z sudah menegnal dunia digital sejak anak-anak. Berbeda dengan Gen Y (kelahiran 1980-1994) yang baru mengenal setelah remaja.

Karena itulah, Gen Z sering dikenal sebagai penduduk asli dunia digital alias digital native. Bahkan Gen A yang lahir setelahnya, yakni 2012 sudah mengenal dengan perangkat digital ketika bayi.

(Sering Berbagi Password, Generasi Millenial Punya Kebiasaan Berinternet Paling Tidak Aman)

Karena kondisi tadi, kehidupan Gen Z dan A sangat akrab dengan teknologi. Mereka bisa begitu mudah mengakses dan mencari informasi melalui internet. Selain itu, khususnya gen Z lebih menyukai dan sering berkomunikasi maupun berinterkasi melalui jejaring media sosial.

Keakraban dengan teknologi itu pula, membuat Gen Z dan A terbiasa melakukan aktivitas secara bersamaan dalam satu waktu alias multitasking. Misalnya, bekerja sambil menonton, mendengarkan musik, menelpon, atau bermain media sosial. Hal ini tak lain karena mereka menginginkan segala sesuatu serba instan dan praktis.

Ingin membaca lengkap artikel ini? Anda dapat membacanya di Majalah Intisari edisi Januari 2017.https://commerce.gramediamajalah.com/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait