Intisari-Online.com – Bagaimana bila terhidrasi berlebihan? Yup, ternyata ini juga bisa mematikan. Ada beberapa bahaya minum air terlalu banyak karena bisa merusak tubuh seperti halnya bila minum air terlalu sedikit. Kebanyakan air dapat mengganggu mineral tertentu dalam tubuh.
Umumnya, orang yang berolahraga, pecandu narkoba, atau orang dengan masalah ginjal bisa menjadi mangsa hidras berlebihan. Tapi, siapa pun yang minum air terlalu banyak bisa menderita hidrasi lebih.
Sulit memang untuk menentukan sebenarnya berapa banyak air yang harus diminum karena setiap orang berbeda kebutuhannya. Beberapa orang mungkin membutuhkan lebih banyak air, sementara beberapa lagi hanya membutuhkan lebih sedikit. Metabolisme, jenis kelamin, usia, tinggi badan, berat badan, dan kondisi iklim juga menentukan kebutuhan air kita.
Fakta 1.
Minum air terlalu banyak bisa mengganggu keseimbangan tubuh dari garam dan mineral tertentu. Ketika kadar natrium menukik di bawah level normal (135mEq / L), kita mungkin mengembangkan kondisi yang dikenal sebagai hiponatremia. Bayangkan apa yang terjadi ketika sel-sel membengkak. Jika itu terjadi pada otak, berbahaya!
Fakta 2.
Olahragawan yang berlebihan minum bisa mengalami halusinasi. Beberapa olahragawan terus-menerus perlu mengganti cairan dalam tubuh, kadang-kadang mereka terlalu berlebihan dan mengalami lebih dari hidrasi. Yang terjadi adalah ketika mereka mengalami dilusional-hiponatremia.
Fakta 3.
Minuman energi berisi natrium untuk menyeimbangkan. Minuman energi berisi kandungan natrium untuk mencegah ketidakseimbangan kadar natrium dalam tubuh karena over hidrasi.
Fakta 4.
Berlebihan air minum juga menyebabkan sakit kepala Beberapa efek lain bila hidrasi lebih termasuk sakit kepala, kram otot, lekas marah, kebingungan, dan lemah.
Fakta 5.
Ketidakseimbangan mineral juga menyebabkan rasa mual Pada beberapa orang, hidrasi lebih juga bisa menyebabkan muntah, nafsu makan yang buruk, mual, kelelahan, halusinasi, pembengkakan di otak, dan kegelisahan. Bahkan bisa mengganggu tekanan darah.
Fakta 6.
Ginjal mengalami stres bila kebanyakan air. Bahkan ginjal kita mengalami stres jika kita minum air terlalu banyak. Jadi, orang-orang dengan masalah ginjal mungkin perlu berhati-hati tentang jumlah air yang diminum.
Fakta 7.
Batasi air minum sesuai kebutuhan Tubuh manusia hanya dapat mengeluarkan sekitar 400 – 500 ml per jam. Jadi, jika kita terus-menerus banyak minum air setiap jam, bayangkan beban ginjal harus bekerja. Jadi, apa pun yang berlebihan dapat mengganggu keseimbangan alami tubuh.
27 Desember 1949: Belanda Mengakui Kedaulatan Republik Indonesia
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia pada 27 Desember 1949 (sebagai bagian dari Konferensi Meja Bundar/KMB). Dilakukan setelah penandatanganan penyerahan kedaulatan di Istana Dam, Amsterdam.
22 Desember 1948: Kongres Perempuan Indonesia Pertama (Hari Ibu)
Kongres Perempuan Indonesia pertama ini diselenggarakan di Yogyakarta pada 22-25 Desember 1928. Dekret Presiden RI No. 316 Tahun 1953 ditetapkan sebagai Hari Ibu.
19 Desember 1949: Universitas Gadjah Mada berdiri
UGM berdiri dengan ditetapkannya PP Nomor 23 Tahun 1949 tentang Peraturan Penggabungan Perguruan Tinggi Menjadi Universiteit tanggal 16 Desember 1949. Perguruan tinggi pertama yang didirikan pemerintah Indonesia
7 Desember 1975: TNI Menginvasi Timor Leste
Invasi Indonesia ke Timor Timur (Timor Leste) terjadi pada 7 Desember 1975 lewat operasi militer yang disebut Operasi Seroja, merupakan operasi militer terbesar yang pernah dilakukan oleh Indonesia.
4 Desember 1976: Gerakan Aceh Merdeka Didekalarsikan Hasan Tiro
GAM adalah gerakan separatisme bersenjata bertujuan melepaskan Aceh dari NKRI. Konflik yang terjadi sejak 1976 hingga 2005 memakan korban hampir 15 ribu jiwa.
2 Desember 1804: Napoleon Bonaparte Jadi Kaisar Prancis
Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Prancis pada 2 Desember 1804. Dia menobatkan dirinya sendiri dalam upacara mewah di Katedral Notre Dame di Paris.
1 Desember 1956: Mohammad Hatta Mundur sebagai Wakil Presiden RI
Mohammad Hatta mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden Indonesia setelah muncul berbagai perbedaan dengan Presiden RI Sukarno.