Intisari-Online.com - Membuktikan eksistensi dan kesetiaan pada profesi, Supriadi atau Spriadi akan menggelar pameran tunggal di Taman Budaya Yogyakarta, 14-24 Januari 2017. Mengusung tema "Lelaku", ia akan memamerkan 8 lukisannya dan sebuah karya instalasi.
Bagi Supriadi atau Spriadi, hidup tak lepas dari takdir. Manusia hanya berusaha terbaik untuk mengukuti alur kehidupan dan tak ada alur yang bisa dilompati. Semua harus berproses, demikian juga sebagai perupa.
Setidaknya itu yang tertangkap dalam tulisan yang dikirimkan Supriadi kepada penuls. Sebab itu, ia mengambil tema "Lelaku" dalam pameran tunggalnya.
Delapan karya lukisnya termasuk berukuran besar, masing-masing Spirit Borobudur (8 x 2,5 meter), Spiritual Zone (3x 4 meter), Pesona Kota Tua (3 x 4 meter), Bukit Harapan (3 x 4 meter), Tanah Lot, Besakih dan Karapan Sapi.
Sedangkan instalasi yang ia pamerkan berupa gajah dengan media kayu. Instalasi setinggi60 cm, lebar 50 cm dan panjang 80 cm bukan sekadar pelengkap, tapi juga memperkuat lelaku dia.
Supriadi ingin menunjukkan bahwa perjalanan hidup dan keseniannya tak ubahnya sebuah lelaku. Sebuah proses yang tak hanya berjalan menuju tujuan, tapi juga melibatkan keutuhan manusia, dunia lahir dan batin. Dan, karya-karya yang akan dipamerkan Supriadi merupakan hasil lelaku-nya. Memang belum final, namun ini bagian dari proses dan akan terus menuju kesempurnaan dan kesejatian. Dia akan terus bekerja keras, namun juga berserah pada ketentuan atau takdir Tuhan.
"Saya menceritakan tentang keseharian di dalam kehidupan dari fase perjalanan yang tidak bisa dilompati. Semuanya berjalan berdasarkan alur yang telah ditentukan oleh-Nya," kata Supriadi.