Advertorial

Kisah Kelam Piala Dunia, Seorang Pemain Ditembak Mati Hanya Karena Melakukan Gol Bunuh Diri

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Setiap pertandingan Piala Dunia adalah momen emosional bagi pendukung masing-masing tim.

Sebab, gelaran ini seolah menjadi puncak dari kasta tertinggi gelaran turnamen sepakbola dunia.

Tak heran, aksi fanatisme dari para fans suatu tim di Piala Dunia meluap-luap seolah itu adalah pertandingan yang mempertaruhkan nyawa dan harga dirinya.

Bahkan, sebuah insiden kelam sempat terjadi pada pertandingan Piala Dunia masa lampau.

Baca Juga :(Foto) 6 Foto Memilukan yang Pernah Terekam Dalam Sejarah. Nomor 4 Sadis Banget!

Baca Juga :Inilah Potret Memilukan Kehidupan Penjara di Israel yang Hanya Dihuni Oleh Perempuan

Kala itu, tepatnya tahun 1994 di AS ketika tim sepakbola dari Negara Kolombia bertanding dengan tim Amerika.

Seorang pemain dari timnas Kolombia Andreas Escobar, mencetak gol bunuh diri yang membuat tim Kolombia harus pulang lebih awal dalam turnamen tersebut, alias tidak lolos.

Akibatnya ia dicaci maki oleh penggemarnya dan tepat 10 hari pasca kegagalan Kolombia ia dibunuh secara brutal dengan senapan.

Insiden ini seolah menunjukkan begitu kejam dan sulitnya hidup sebagi pesepakbola di Kolombia.

Baca Juga :Cek Tangan Anda Apakah Memiliki Tanda X yang Langka Ini? Inilah Arti Tanda Tersebut

Bahkan, hingga saat ini ketika dunia sudah mulai melupakan insiden mengerikan itu.

Sebuah kabar sempat berhembus menyelimuti para pemain dari tim Kolombia saat berlaga di Piala Dunia 2018 ini.

Ketika pertandingan pertama Kolombia melawan jepang, sempat terjadi sebuah pelanggaran yang melibatkan Carlos Sanchez hingga menyebabkan pinalti dan sebuah kartu merah.

Sejak saat itu Sachez, juga menerima ancaman pembunuhan melalui media sosial.

Ketakutan itupun membuat begitu adik dari Carloz Sanchez angkat bicara, ia mengatakanSanchez dan keluarganya pasti merasa 'putus asa dan tak berdaya' setelah ancaman.

Baca Juga :Masih Ingat Kakek 75 Tahun yang Nikahi Gadis Berusia 25 Tahun? Begini Kondisi Keduanya Sekarang

"Carlos pasti merasa sedih karena kesalahan yang dibuatnya, dan sangat takut, dan juga keluarganya."

"Saudaraku tidak pernah menerima ancaman apapun, mereka hanya menembaknya mati dengan cara yang paling pengecut."

Sacchu yang tahu betapa memilukannya kisah saudaranya tersebutmemohon kepada penggemar fanatik, dan tokoh-tokoh geng untuk memastikan bahwa tidak ada pemain lain yang terluka atau terancam.

“Sepakbola harus menjadi kendaraan perdamaian dan transformasi sosial, dan pada akhirnya, ini hanyalah sebuah permainan." tutupnya.

Artikel Terkait