Intisari-online.com—Disleksia disebabkan oleh gangguan neurologis yang menyebabkan seseorang lamban untuk memproses bahasa. Biasanya gejalanya ditandai dengan kesulitan untuk menulis, membaca, dan mengerti akan sebuah informasi. Gelaja pada setiap orang bisa berbeda tergantung tingkat keparahannya.
Jika penderita masih sekolah, disleksia bisa diidentifikasi melalui kesulitannya dalam mengikuti pelajaran. Namun berbeda dengan anak yang tidak minat belajar dan kurang konsentrasi. Ia tidak kurang minat belajar, hanya saja ia sulit untuk memproses informasi yang diterima.
Lebih jauh lagi, anak-anak yang mengalami disleksia bisa juga memiliki bahasa yang reseptif dan ekspresif karena kesulitannya untuk mengolah informasi yang didengarnya.
(6 Mitos yang Keliru tentang Disleksia (1)
Ketika berusaha membaca, orang yang mengalami disleksia bisa membaca sebuah kata dengan terbalik. Misalnya “bad” dibaca “dab” oleh mereka. Mereka kesulitan memahami urutan kata dan suara, khususnya juga dalam bahasa tertulis. Kadang-kadang ada huruf atau kata yang hilang dari apa yang ditulis dan dibacanya.
Hal ini yang membuat penderita disleksia terkadang sulit untuk menjelaskan ide-ide dalam pikirannya. Karena ia sulit untuk mengungkapkan kata-kata, terutama yang lebih dari satu suku kata. Selain itu, orang disleksia mengalami juga kesulitan untuk mengikuti petunjuk. Ia sulit membedakan sinonim. Mereka juga sulit memahami kata-kata kiasan.
(Daniel Britton, Menciptakan Font Baru yang Menunjukkan Seperti Apa Rasanya Mengalami Disleksia