Intisari-Online.com – Jika ingin ikut asuransi kesehatan komersial, setidaknya ada lima hal yang harus kita perhatikan sebelum menjatuhkan pilihan. Berikut adalah penjelasannya.
Sebelum menjatuhkan pilihan pada perusahaan asuransi kesehatan tertentu, ada baiknya cari tahu terlebih dahulu reputasi perusahaan itu. Cari rujukan yang objektif sehingga tidak menyesal di kemudian hari. Jangan sampai kita mengalami bayar premi gampang, tapi untuk mendapatkan klaim susahnya bukan main. Layanan buruk macam ini sudah jamak dialami nasabah perusahaan asuransi tertentu.
Fasilitas yang diberikan
Fasilitas asuransi kesehatan yang diberikan Selalu membandingkan fasilitas yang diberikan salah satu perusahaan asuransi dengan perusahaan asuransi lainnya. Dengan angka premi yang sama, apa yang dapat diberikan oleh perusahaan asuransi? Apakah nilai klaim yang diberikan wajar atau tidak?
Kebutuhan layanan kesehatan Jangan terlalu pelit dengan memilih premi yang paling kecil. Soalnya, nilai premi sangat mempengaruhi fasilitas yang diberikan. Jika Anda terbiasa dengan layanan kelas 1, enggak mungkin kita berharap dari premi Rp100.000 per bulan (asuransi komersial). Betul ‘kan?
Jaringan pelayanan perawatan
Jaringan pelayanan perawatan Yang termasuk jaringan pelayanan perawatan ini di antaranya adalah rumah sakit rujukan dan kantor pelayanan. Pilihlah yang memiliki jaringan tersebar cukup luas atau minimal yang memiliki call center. Sebab, kita tidak tahu kapan dan di mana kita atau keluarga kita jatuh sakit. Dengan jaringan pelayanan yang luas, di mana pun kita sakit, kita akan mendapatkan pelayanan perawatan yang sesuai.
Layanan klaim asuransi kesehatan Pilihlah perusahaan asuransi yang dapat menerima klaim dari mana saja dan bukan hanya menerima klaim rumah sakit rujukan. Ini penting, karena akan memudahkan kita mendapatkan perawatan di mana saja. Kalau berada jauh dari rumah sakit rujukan, kita bisa masuk ke rumah sakit yang tidak menjadi rujukan. Ketika terpaksa berobat ke luar negeri pun bisa mendapat layanan klaim. So, carilah perusahaan asuransi yang dapat menutup hal itu.
NU berdiri di Surabaya oleh ulama-ulama terkemuka, terutama KH Hasyim Asy'ari, KH Abdul Wahab Hasbullah, dan KH Bisri Sansuri
29 Januari 2025: Hari Raya Imlek/Tahun Baru China
Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting masyarakat Tionghoa, dimulai pada hari pertama bulan pertama penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh pada tanggal ke-15
23 Januari 1950: Peristiwa APRA Dipimpin Westerling
Peristiwa Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) adalah kudeta militer yang terjadi di Bandung dipicu oleh keputusan Konferensi Meja Bundar (KMB) Agustus 1949. Dipimpin oleh Raymond Westerling.
15 Januari 1974: Peristiwa Malari Meledak di Jakarta
Malapetakan 15 Januari (Malari) adalah demonstrasi mahasiswa dan kerusuhan sosial dilatari di antaranya penentangan terhadap kebijakan investasi asing oleh Orde Baru. 11 orang meninggal dunia.
8 Januari 1855: Pangeran Diponegoro Meninggal Dunia di Makassar
Setelah memimpin Perang Jawa melawan Belanda pada 1825-1830, Pangeran Diponegoro diasingkan ke Makassar hingga meninggal dunia pada 5 Januari 1855.
7 Januari 1965: Indonesia Keluar dari PBB
Bung Karno putuskan Indonesia keluar dari PBB setelah Malaysia - yang dianggap sebagai negara boneka Inggris - diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
2 Januari 1680: Pemberontakan Trunojoyo terhadap Mataram Islam
Pemberontakan Pangeran Madura ini berhasil memporak-porandakan Keraton Plered sehingga Amangkurat I melarikan diri ke arah Bata dan meninggal dalam perjalanan.
1 Januari 45 SM: Kalender Julian Berlaku untuk Pertama Kalinya
Kalender Julian adalah sistem penanggalan yang ditetapkan oleh Julius Caesar, sang diktator Republik Romawi yang berkuasa dari tahun 49 SM hinggga 44 SM.