Intisari-Online.com - Selain tautan-tautan berita palsu, Google pun menjadi gudang tautan-tautan bajakan (link bajakan).
Para pemegang hak cipta pun memborbardir Google dengan pemberitahuan DMCA (Digital Millennium Copyright Act) takedown. Caranya, dengan menunjukkan link ke konten bajakan.Mayoritas permintaan ini berasal dari industri musik dan film. Targetnya ratusan ribu situsyang berbeda.
(Kemenkominfo Minta 7 Video ISIS Ini Diblok Google)
Dalam beberapa tahun terakhir volume pemberitahuan penghapusan telah meningkat secara spektakuler. Bahkan tahun 2016 mencatatkan rekor baru.Selama 12 bulan terakhir, pemegang hak cipta telah meminta Google untuk menghapus lebih dari satu miliar tautan ke konten yang diduga melanggarhak cipta. Jumlah tersebuthampir dua kali lipat dari jumlah yang dihapus tahun 2015, yaitu sebanyak558 juta link.
Berkat update terbaru dari Laporan Transparansi Google sekarang bisa diketahui seberapa banyak dari laporan yangbenar-benar dihapus. Menurut laporanGoogle, 89,8 persen dari permintaan takedown tersebutmenghasilkan 914.000.000penghapusan.
Kalaumelihat jumlah situs yang disorot bisa disimpulkanbahwa bukan hanya beberapa situs reguler yang menyebabkan masalah. Secara total, pemegang hak cipta menargetkan konten pada 351.000 situs yang berbeda.
(Fitur Baru Twitter: 'Membisukan' Akun yang Menyebalkan)
Terdapatberbagai macam pemegang hak cipta juga. Kelompok industri musik Inggris, BPI merupakan kelompok yang berada digaris depan dengan lebih dari 80 juta permintaan takedown.Selain ituterdapat juga Fox, NBC Universal, HBO, dan Microsoft di antara pengirimpermintaan takedown.
Sementara jumlah pemberitahuan telah terus meningkat selama beberapa tahun terakhir, ada beberapa tanda-tanda awal bahwa mungkinjumlahnya akan menurunpada tahun 2017. Selama enam bulan terakhir, volume keseluruhan tidak bertambah, dengan jumlah takedown mingguan menurunsekitar 20 juta.
Semoga tahun 2017 menjadi titik balik terhadap bentuk berita palsu dan tautan bajakan.