Advertorial

Karena Banyaknya Gajah yang Masuk Arena Sirkus, Maka Lahirlah Kata ‘Jumbo’

Moh. Habib Asyhad
K. Tatik Wardayati
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com – Meski di Indonesia tidak ada tradisi sirkus (hanya ada dua keiompok sirkus yakni Holiday Circus dan Oriental Circus), namun tak seorang pun dari kita tak mengenal sirkus.

Dulu waktu kecil, saya berkenalan dengan sirkus dari layar kaca. Kala itu hanya ada satu stasiun, TVRI.

Dari TVRI ini saya memperoleh gambaran tentang sirkus: parade kuda, atraksi yang mendebarkan, gajah besar yang bisa duduk atau mengangkat salah satu kakinya, juga aksi-aksi badut yang konyol namun ngocol.

Jika diperhatikan, sirkus selalu dipertontonkan di suatu ternpat berbentuk lingkaran. Kata sirkus berasal dari circus (bahasa Latin), yang berarti lingkaran.

Belum ada data pasti kapan sirkus pertama kali muncul. Ada pendapat bahwa sirkus dimulai dari P. Krete di Laut Mediterania, sekitar empat ribu. tahun yang lalu. Atraksinya hanyalah melompati banteng.

Baca juga: Manusia Meriam dalam Sirkus, Inikah Profesi Paling Berbahaya di Dunia?

Sirkus yang kita kenal saat ini berasal dari zaman Romawi Kuno. Pada masa itu dikenal circus maximus {circus = lingkaran, maximus = hebat, besar).

Bangunan tempat diadakan sirkus berupa lingkaran dengan tempat duduk yang bisa menampung ribuan orang. Pertunjukan sirkus dimulai dengan parade megah. Selanjutnya masuk kereta-kereta perang ditarik kuda.

Para pemain akrobat beratraksi melempar-lemparkan barang ke udara. Kadang-kadang pertunjukan gladiator juga digelar. Penonton pun bersorak sorai dengan riuh.

Bangsa Roma lalu terlibat perang dan sirkus pun dikesampingkan. Namun para pemain sirkus masih yakin bahwa rakyat butuh hiburan.

Mereka pun lalu berkelana ke seluruh daratan Eropa. Dua atau tiga orang pemain sirkus berpetualang bersama. Dari ngamen di jalanan akhirnya mereka menetap di perayaan- perayaan orang suci di halaman gereja.

Baca juga: Kisah Nyata 7 Manusia Unik yang Pernah Dijadikan Tontonan dalam Sirkus 'The Greatest Showman'

Ratusan tahun berlalu dan pesta-pesta perayaan seperti itu semakin bertambah besar. Para pemainnya pun bertambah.

Bahkan beberapa orang mulai membawa binatang-binatang aneh untuk dipertontonkan.

Sampai akhirnya tahun 1771, Philip Astley warga Inggris mencoba sesuatu yang baru. la membuat lingkaran pertunjukan di London.

Orang yang menonton duduk melingkar di seputar lapangan itu. Atraksi utamanya adalah berkuda. Setelahnya ia menambah dengan badut, akrobat di atas tali, dan permainan akrobat.

Inilah cikal bakal sirkus modern, yang menggabungkan beberapa permainan. Makanya, Philip Astley pun sering disebut sebagai Bapak Sirkus.

Baca juga: Ringling Tutup Bisnis Sirkus Hewan, Inilah 5 Kebijakan Penyelamatan Satwa Liar yang Viral 2017

Kesuksesan Sirkus London milik Astley mendorong orang di negara lain untuk mendirikan sirkus juga. Misalnya Antonio Franconi di Paris.

Seiring dengan berdatangannya orang Eropa ke "dunia baru" Amerika, maka sirkus pun berkembang di Amerika. Namun masih sebatas pertunjukan kecil.

Binatang-binatang aneh pun masuk untuk mendukung sirkus. Singa masuk tahun 1770. Sirkus yang sebenarnya baru muncul saat John Bill Ricketts membuka sirkus miliknya tanggal 3 April 1793.

George Washington adalah salah satu penontonnya. Konsep yang dibawa John mirip dengan Philip Astley. la beraksi di atas kuda. Ada pula pertunjukkan ketangkasan. John pun ditabalkan sebagai Bapak Sirkus Amerika.

Perkembangan sirkus di Amerika lalu dipicu oleh masuknya binatang gajah. la menjadi patokan seberapa besar rombongan sirkus itu.

Baca juga: Pernah Dipaksa Bersirkus di Thailand, Orangutan Ini Akhirnya Kembali ke Habitatnya di Kalimantan

Semakin banyak gajah yang dibawa, semakin besar rombongan sirkus itu. Dari nama sebuah gajah, lahirlah kata jumbo untuk menggambarkan sesuatu yang lebih besar dari biasanya.

Jumbo, gajah terbesar di Amerika yang dibeli dari Kebun Binatang London memang bertubuh besar dan menjadi ikon sirkus Barnum dan Bailey.

Binatang, badut, dan Big Top (tenda bulat beratap rundng) menjadi dri sebuah sirkus. Mereka berpindah dari satu tempat ke tempat tain menggunakan kereta.

Seiring perkembangan zaman, Big Top mulai menghilang sebab kebanyakan sirkus diselenggarakan di gedung tertutup. [Dari pelbagai sumber/Yds – Intisari Agustus 2009]

Baca juga: Charly, Singa Laut Sirkus yang Kabur dan Berkeliaran di Kota

Artikel Terkait