Intisari-Online.com -Tahun 2016 pantas dinobatkan sebagai tahun yang penuh duka. Banyak pesohor yang meninggal di tahun. Yang terbaru adalah pemeran Princess Leia dalam Star Wars Carrie Fisher dalam usia 60 tahun. Fisher meninggal karena cardiac arrest alias jantung berhenti berdetak.
Apa yang terjadi saat jantung berhenti berdetak?
Jantung berhenti berdetak bisa terjadi setelah serangan jantung atau selama pemulihan serangan jantung. Perlu diketahui, Fisher sempat mengalami serangan jantung pada Jumat (23/12) dalam penerbangan London-Los Angeles.
BACA JUGA: Last Christmast, George Michael Meninggal Dunia
Serangan jantung itu terjadi sekitar 15 menit sebelum pesawat mendarat. Fisher pun langsung diberikan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau RJP (resusitasi jantung paru) di pesawat. CPR adalah teknik kompresi dada dan pemberian napas buatan untuk seseorang yang detak jantung atau pernapasannya berhenti.
Meski sempat bertahan beberapa hari, nyawa Fisher tak tertolong.
Ahli bedah jantung dari Lenox Hill Hospital di New York City, Dr S. Jacob Scheinerman mengungkapkan, saat jantung berhenti berdetak, darah tidak mengalir ke seluruh organ tubuh, termasuk jantung dan otak. Jantung berhenti berdetak disebabkan oleh terganggunya sistem listrik jantung.
Ketika seseorang tidak mendapatkan aliran darah yang cukup di otaknya, ia bisa kehilangan kesadaran. Setelah kehilangan kesadaran, orang tersebut kemungkinan akan mengalami henti napas juga.
CPR pun harus dilakukan sebagai pertolongan pertama untuk mendapatkan kembali aliran darah ke jantung dan otak. Jika dalam waktu 5-10 menit detak jantung berhenti dan tanpa CPR, dalam hitungan menit kerusakan otak sudah bisa terjadi.
Namun, menurut dokter Scheinerman, meskipun jantung kembali bertedak, kurangnya aliran darah tetap bisa menyebabkan kerusakan serius pada organ-organ vital, seperti otak dan ginjal. (Kompas.com)