Advertorial
Intisari-online.com - Di masyarakat berkembang kepercayaan bahwa wanita yang memiliki bulu lebat juga memiliki nafsu seks tinggi.
Benarkah hal itu? Atau sekadar mitos saja? Nah, jika ingin tahu, ini sebagian penyebab nafsu seks wanita tinggi.
Untuk mengecek kebenaran dari kepercayaan umum itu, kita harus berkenalan dengan hormon yang namanya testosteron.
Testosteron sering kali disebut sebagai hormonnya para pria. Namun, dalam sejumlah penelitian terbaru, pada pria sehat, testosteron sama sekali tidak memiliki hubungan dengan gairah seks.
BACA JUGA:Perjuangan Seorang Pria Mencari Istri, Tak Pernah Kapok Meski Telah Ditolak 80 Ribu Kali Oleh Wanita
Sebaliknya, berdasarkan studi yang dimuat di jurnal Archives of Sexual Behavior, seperti dilansir Live Science, wanita sehat yang memiliki tingkat testosteron tinggi memiliki ketertarikan yang besar untuk melakukan masturbasi dibandingkan berhubungan seks dengan pasangannya.
Sari van Anders, ahli perilaku neuroendokrinologi dari University of Michigan, yang melakukan studi ini mengatakan, temuannya ini unik. Namun, ini tidak dapat dijadikan rujukan.
Sebab, kebanyakan studi tentang hasrat dan hormon seksual menggunakan subjek binatang, atau justru fokus pada orang-orang yang secara abnormal memiliki testosteron rendah atau tinggi, yang datang ke rumah sakit untuk ditangani.
“Orang-orang yang kadar testosteronnya sehat jarang sekali dipelajari,” ujar Sari kepada Live Science.
BACA JUGA:Catat ya Wanita, Jangan Pernah Lakukan 4 Hal Ini di Organ Intim atau Anda Akan Menyesalinya
Sari sendiri melakukan penelitian ini dibantu 196 peserta penelitian dan menyebarkan kuisioner yang berhubungan dengan kehidupan seks mereka, baik tentang berhubungan seks dengan pasangan maupun masturbasi.
Lalu Sari menemukan bahwa hasrat untuk melakukan seks dan masturbasi berbeda.
Hasrat untuk melakukan seks muncul dari berbagai faktor, biasanya karena banyaknya pengaruh yang muncul dari hubungan wanita dan pasangannya.
Pengaruh Testosteron pada Nafsu Wanita
Pada wanita, testosteron diproduksi secara alami di kelenjar adrenal.
Selain memengaruhi fungsi seksual dan agresivitas, testosteron juga mempengaruhi pertumbuhan rambut halus di kelamin, perkembangan otot, endapan lemak di sekitar pinggang, dan pengaturan sirkuit otak sebelum seseorang lahir atau ketika masih di dalam rahim.
Nigel Barber, Ph.D., yang mengajar di Birmingham Southern College menulis di Psychology Today, umumnya pada wanita yang gairah seksualnya sangat rendah, ketika diberikan dosis kecil testosteron, fungsi seksualnya akan terpengaruh.
Temuan tersebut didapat melalui eksperimen Nigel, yang menggunakan film erotis dan memutarkannya kepada sejumlah wanita.
BACA JUGA:Kapal Tenggelam di Danau Toba, Begini Cara Mudah Mengambang di Atas Air Seperti Daun
Eksperimen ini menunjukkan bahwa pemberian testosteron dalam jumlah kecil saja bisa meningkatkan sensitivitas Miss V dan gairah seksualnya wanita yang menontonnya.
Nigel juga mengatakan berdasarkan hasil penelitiannya tersebut, ketika wanita memiliki hormon seks testosteron yang tinggi, maka wanita akan jadi lebih kompetitif, lebih berani mengambil risiko, dan lebih dominan secara sosial.
Lalu apa yang memengaruhi gairah seksual wanita?
Dr. Chris Simpson, anggota the Royal College of Psychiatrists mengatakan kepada Daily Mail, tidak ada yang tahu apakah perilaku dan pribadi kita dibentuk oleh hormon kita, atau justru sebaliknya, hormon kita dibentuk oleh perilaku dan pribadi kita. Namun, Dr. Chris mengatakan bisa jadi keduanya.
“Jika Anda wanita yang bekerja di lingkungan yang kompetitif, seperti di bank atau bisnis, wanita ini mungkin akan menjadi lebih tegas, kompetitif, dan agresif, sehingga akan membuat tingkat testosteronnya meningkat,” ujar Dr. Chris.
BACA JUGA:Jinichi Kawakami, Ninja Terakhir Jepang yang Mampu Mendengar Jarum Jatuh di Kamar Sebelah
Sama halnya dengan melakukan seks. Semakin sering Anda melakukan seks, semakin kuat hasrat seksual Anda.
Jika Anda tidak melakukan seks, hasrat Anda untuk melakukan seks turun dan Anda akan merasa kurang berhasrat.
“Namun wanita yang memiliki testosteron tinggi namun berada dalam hubungan yang tidak bahagia, bisa saja akan benar-benar berhenti untuk melakukan seks,” tutur Dr. Chris.
Dr. John Moran, ahli disfungsi seksual dari Holistik Medical Clinic di London, setuju dengan apa yang dikatakan Dr. Chris.
Untuk mengerti gairah seksual wanita, kita perlu melihatnya dari faktor fisik, psikologis, sosial, dan hubungan.
“Tidak hanya bagian tubuh. Ada nafsu, cinta, keintiman, lalu ada juga lelah, kesibukan, marah, atau bahagianya seorang wanita,” ujar Dr. Moran.
Menurut Moran, kadang-kadang memberikan wanita hormon testosteron tambahan akan meningkatkan nafsu atau libido.
Akan tetapi bila terlalu sering, malah akan membuat wanita tersebut kehilangan gairah seksualnya. Efeknya akan sama seperti yang dituturkan Dr. Chris tadi.
Jadi, terbukti kan bulu dan nafsu tinggi hanyalah mitos. Tidak ada hubungannya sama sekali.
BACA JUGA:Ciri-ciri Tahi Lalat Pembawa Berkat