Intisari-Online.com - Jelang Natal dan Tahun Baru, tentunya travelers sudah sibuk mempersiapkan liburan, terlebih bagi yang sudah berkeluarga. Berbeda dengan liburan bersama teman-teman, liburan bersama keluarga apalagi yang membawa anak-anak perlu banyak persiapan matang dan pertimbangan. Sebelum berangkat ke tempat tujuan, simak 5 cara agar liburan Natal dan Tahun Baru bersama keluarga makin mudah ini:
Sebelum berangkat, luangkan waktu untuk membuat daftar, baik barang yang hendak dibawa dan tempat yang akan dikunjungi di tempat liburan. Hal ini tentunya akan efisien, baik perlengkapan maupun waktu.
2. Baju Hangat
Jika tujuan wisata yang dikunjungi punya suhu dingin, maka perlu membawa baju atau jaket hangat Sebagai orang tua, tentu Anda tidak mau jika anak-anak jatuh sakit ketika berlibur atau sehabis liburan. Jika tujuan wisata yang dikunjungi punya suhu dingin, maka perlu membawa baju atau jaket hangat. Selain itu, baju hangat juga wajib dibawa jika berlibur menggunakan transportasi pesawat.
Ketika berlibur, bawalah gawai seperlunya. Pasalnya, anak-anak hampir tidak pernah bermain gawai ketika di tempat wisata. Biasanya, ketika tiba di tempat wisata, anak-anak akan lebih tertarik bermain dan menjelajahi lingkungan baru ketimbang bermain dengan gawai. Bahkan mereka hampir tidak pernah bermain gawai ketika di tempat wisata. Oleh sebab itu, bawa gawai seperlunya saja.
4. Bawa obat-obatan
Ketika berlibur, wajib membawa obat-obatan sesuai kebutuhan. Anak-anak yang tidak terbiasa bepergian jauh mudah mengalami mabuk atau mual saat perjalanan. Maka, orang tua wajib membawa obat-obat sesuai dengan kebutuhan anak. Selain itu, juga wajib membawa tisu, baik kering maupun basah, dan plastik sebagai wadah jika muntah.
Memastikan anak-anak cukup tidur sebelum bepergian agar perjalanan semakin mudah. Cara lain agar liburan keluarga makin mudah adalah dengan memastikan anak-anak cukup tidur sebelum bepergian. Hal ini akan membantu perjalanan lancar. Pasalnya, ketika kurang tidur, anak gampang gelisah.
Paus Urbanus II dalam Konsili Clermont mengobarkan Perang Salib Pertama. Tujuan perang ini adalah merebut kembali Tanah Suci Yerusalem dari Kekhalifahan Islam.
22 November 1963: John F. Kennedy tewas ditembak
Presiden AS ke-35 John F. Kennedy ditembak saat berkendara dalam iring-iringan mobil kepresidenan di Dealey Plaza, Dallas, Texas, oleh seorang mantan Marinir AS bernama Lee Harvey Oswald.
18 November 1912: Lahirnya Muhammadiyah
Kiai Haji Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta dengan tujuan membebaskan umat Islam dari keterbelakangan ilmu pengetahuan juga membangun kehidupan yang lebih maju.
15 November 1946: Penandatanganan Perjanjian Linggarjati
Hasil dari perjanjian ini, Belanda mengakui secara de facto wilayah Republik Indonesia cuma mencakup Pulau Jawa, Pulau Sumatera, dan Pulau Madura.
13 November 1998: Tragedi Semanggi I
Tragedi Semanggi I merujuk peristiwa tertembaknya 17 orang dalam unjuk rasa menentang SI DPR/MPR November 1998 di Jembatan Semanggi dan Universitas Atmajaya. Masuk kategori pelanggaran HAM berat
12 November 1293: Kerajaan Majapahit Berdiri
Kerajaan Majapahit diakui sebagia salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Kerajaan ini mencapai kejayaannya ketika diperintah oleh Raja Hayam Wuruk dan Mahapatih Gajah Mada.
10 November 1963: Indonesia Menggelar GANEFO yang pertama
Games of New Emerging Forces (GANEFO) merupakan ajang olahraga yang disengaja sebagai tandingan Olimpiade. GANEFO pertama diikuti oleh 48 negara Asia, Afrika, Eropa Timur, dan Amerika Latin
10 November 1945: Pertempuran Surabaya Meletus/Hari Pahlawan
Sejak pagi, Inggris membombardir Kota Surabaya dari berbagai penjuru. Untuk menghormati jasa-jasa are-arek Surabaya, tiap 10 November diperingati sebagai Hari Pahlawan
7 November 2013: Wayang Diakui UNESCO/Hari Wayang
7 November 2013 UNESCO menetapkan wayang sebagai Warisan Dunia Tak Benda. Lewat Keppres 30 Tahun 2018, hari itu ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional
6 November 1908: Cut Nyak Dhien Meninggal Dunia
Pahlawan Nasional Cut Nyak Dhien meninggal dunia di pengasingannya di Sumedang, Jawa Barat, pada usia 60 tahun. Cut Nyak Dhien diakui sebagai salah satu pahlawan terbesar rakyat Aceh dan Indonesia.