Advertorial
Intisari-Online.com - Beberapa hari lalu viral video yang menampilkan aksi simpatik pendukung tim nasional Jepang yang membersihkan sampah di stadion sesuai pertandingan antara Jepang dengan Kolombia pada pertandingan pembuka grup H Piala Dunia 2018.
Dalam video, terlihat beberapa orang yang mengenakan pakaian timnas Jepang tengah memunguti sampah di bangku penonton, kemudian memasukkannya ke dalam kantong sampah besar.
Bangku-bangku stadion pun bersih kembali seperti semula.
Ini bukan pertama kalinya para suporter tim berjuluk "Samurai Biru" tersebut menunjukkan tata krama yang amat baik.
Video aksi tersebut viral di media sosial dan kemudian membuat para suporter timnas Jepang mendapatkan apresiasi dari banyak pihak.
Jurnalis yang berbasis di Jepang, Scott McIntyre mengatakan bahwa hal tersebut tak hanya menjadi bagian dari budaya sepak bola namun juga budaya dari Jepang sendiri.
Karena itu, McIntyre pun tak kaget dengan aksi positif yang dilakukan mereka di Piala Dunia 2018 itu.
"Kita sering mendengar bahwa sepak bola adalah refleksi dari kebudayaan. Salah satu aspek terpenting dari masyarakat Jepang adalah memastikan semuanya tetap bersih. Ini terjadi di semua gelaran olahraga, termasuk sepak bola," ujar McIntyre kepada BBC.
Kebiasaan sejak kecil
Tak hanya video para suporter Jepang yang viral di media sosial. Video sejumlah fans timnas Senegal saat sedang memunguti sampah juga tersebar luas.
Namun, Jepang lah yang mempeloporinya dan mereka telah dikenal banyak orang soal kebiasaan baiknya tersebut.
Hal ini membuat banyak orang asing terkejut saat pergi ke Jepang menghadiri pertandingan sepak bola lokal.
"Banyak dari orang asing yang meninggalkan botol atau bungkus makanan di bangku stadion. Seringkali warga Jepang menepuk pundak mereka untuk menegur dan meminta mereka membawa sampahnya," kata McIntyre.
Baca juga:Untuk Piala Dunia 2034, 3 Negara Asia Tenggara Ini Mengaku Tertarik Menjadi Tuan Rumah Bersama
Kebiasaan ini rupanya sudah dipupuk sejak kecil oleh masyarakat Jepang.
Scmott North, Profesor Sosiologi di Osaka University mengatakan bahwa membersihkan stadion sepak bola setelah pertandingan adalah perpanjangan dari tingkah laku dasar yang diajarkan di sekolah, di mana para siswa diminta membersihkan ruang kelas dan gang masuk setelah sekolah.
"Dengan kebiasaan rutin sejak kecil, tingkah laku tersebut kemudian menjadi kebiasaan kebanyakan warga Jepang," kata Prof. North.
Kesadaran tinggi mereka akan kebersihan kemudian diterapkan pada gelaran sebesar Piala Dunia. Di situlah para warga Jepang menunjukkan kebanggaan dari gaya hidup mereka dan membaginya kepada kita semua.
"Tempat mana lagi yang lebih baik untuk menyebarkan pesan tanggungjawab terhadap planet bumi, selain Piala Dunia?" ia menambahkan.
Hal itu menurutnya menunjukkan secara sederhana bahwa passion tidak mengabaikan aturan-aturan atau tingkah laku dasar untuk berbuat kerusakan.
"Ini mungkin terdengar membosankan. Tapi ini lah kenyataan dari sebuah negara yang dibangun dari sikap hormat dan sopan santun. Dan hal ini mereka lakukan juga di sepak bola," kata Prof. North.
"Inilah indahnya Piala Dunia. Piala Dunia mampu menyatukan banyak negara dan orang untuk sama-sama belajar dan bertukar hal-hal positif. Inilah indahnya sepak bola," sambung dia.
Bagaimana dengan kita, apakah sudah ikut memunguti sampah dan menjaga stadion kita agar tetap bersih? (Nabilla Tashandra)
(Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul "Yang Bisa Kita Pelajari dari Aksi Pungut Sampah Suporter Timnas Jepang”)