Intisari-Online.com- Di atas sebuah pohon, hidup seekor burung yang hobi bernyanyi. Suatu hari, ada seorang pedagang yang lewat di sekitar pohonnya. Si burung melihat isi kotak yang dipegang si pedagang. Ia pun menghentikan langkah si pedagang dam bertanya.
“Anda mau ke mana dan apa isi kotak itu?” tanya si burung.
Si pedagang menjawab, “Ini cacing. Saya berencana ke pasar dan menukarkannya dengan beberapa bulu.”
Si burung tiba-tiba mendapatkan ide. “Saya memiliki banyak bulu. Maukah kau menukarkan satu cacing tersebut dengan sehelai buluku? Aku sedang malas mencari cacing untuk di makan,” ungkap si burung.
“Tentu saja,” jawab si padagang.
Kejadian pertukaran itu selalu terjadi berhari-hari. Setiap pedagang tersebut lewat di dekat pohon si burung, ia akan menukarnya satu cacing dengan satu helai bulu si burung.
Sekarang, burung tersebut sudah tidak memiliki bulu. Akibatnya ia tidak bisa terbang dan berburu cacing lainnya untuk dimakan. Ia juga tidak bisa bernyanyi lagi karena suhu badannya selalu kedinginan. Sampai akhirnya si burung meninggal dunia.
Burung berpikir, inilah jalan paling mudah untuk mendapatkan makanan. Padahal justru jalan itu membuatnya semakin sulit.
Seperti manusia yang selalu memiliki jalan mudah dan pintas. Namun bukannya mendapatkan kebaikan justru hidupnya semakin sulit.
Tidak ada salahnya mengikuti proses dalam kehidupan. Karena proses ini akan menjadi pelajaran berharga di masa depan.