Reaksi Pasukan Antiteror Indonesia Saat Kelompok Abu Sayaf Menyandera Pesawat di Cengkareng

Hery Prasetyo

Editor

Tim gabungan Antiteror bersiap di sekitaran pesawat. Sebagian lainnya bertugas untuk menyerang teroris di dalam kabin.
Tim gabungan Antiteror bersiap di sekitaran pesawat. Sebagian lainnya bertugas untuk menyerang teroris di dalam kabin.

Intisari-Online.com - Seorang penumpang sebuah maskapai kedapatan melakukan penyusupan suku cadang peluncur roket lewat Terminal 1A Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Banten. Sayangnya, barang selundupan itu terdeteksi oleh pihak keamanan bandara. Pelaku penyelundupan langsung dibawa ke kantor keamanan bandara. Pihak kemanan pun langsung menghubungi Polres Bandara untuk penanganan lebih lanjut.

Selagi petugas mengamankan pelaku penyelundupan, beberapa teman pelaku melakukan penyerangan untuk melepaskannya. Kelompok yang kemudian diketahui merupakan bagian dari kelompok Abu Sayaf ini melancarkan aksi dengan menyandera beberapa penumpang dan kru pesawat.

Latihan Gulkonsis digelar sejak tanggal 4 Desember 2016 lalu dan ditutup dengan simulasi penanganan pembajakan pesawat.
Demikianlah cerita latihan yang dilakukan Rabu (8/12/2016) siang di area apron Terminal 1A Cengkareng. Latihan ini bertujuan untuk menguji kesiapan dan prosedur yang telah dibentuk BNPT.

Latihan bertajuk Penanggulangan Kondisi Krisis (Gulkonsis) VI melibatkan 250 personel dari Denbravo Paskhas TNI AU, Detasemen Jala Mangkara Korps Marinir, dan Detasemen Khusus 88 Korps Brimob Polri.

Sesuai dengan prosedur operasi, Kapolres Bandara kemudian melapor ke Kapolda dan diteruskan kepada Kapolri. Setelah mendapat laporan dari Kapolri, Presiden langsung memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk mengaktifkan Pusat Pengendalian Krisis (Pusdalsis).

Kepala BNPT pun langsung memerintahkan Detasemen Bravo Paskhas dan Densus 88 antiteror Korps Brimob Polri untuk bergerak ke lokasi kejadian dan menindak kelompok teror tersebut. Dibentuklah Satuan Gabungan Tugas Antiteror untuk menangani aksi teror tersebut.

Karena proses negosiasi dinyatakan gagal dan para sandera telah dimasukkan ke dalam pesawat, maka Kepala BNPT memberikan lampu hijau kepada Satgas Gabungan untuk mengambil tindakan.

Latihan Gulkonsis VI sebenarnya telah digelar sejak 4 November lalu dengan melibatkan Sat 81 Gultor Kopassus, Denjaka, Denbravo, dan Densus 88. Latihan ditutup dengan simulasi penanganan teror di pesawat oleh Denbravo Paskhas dan Densus 88.

Selain melibatkan pasukan khusus, latihan Gulkonsis VI juga melibatkan tim Inafis dan Korps Zeni TNI AD yang bertanggung jawab mengolah Tempat Kejadian Perkara dan penanganan bahan kimia dalam aksi teror. (Angkasa)

Artikel Terkait