Intisari-Online.com -Untuk beberapa orang, mungkin matanya, mungkin hidungnya, mungkin bibirnya, mungkin tubuhnya, mungkin cantiknya, mungkin tampangnya, yang menjadi alasan untuk berhubungan seks dengan seorang. Tapi bagi sebagian yang lain—dan jumlahnya tak banyak, itu tidak penting. Mereka lebih suka berkencan dengan orang pintar alias sapioseksual.
Bagi mereka, yang paling penting adalah kecerdasan dan kepintaran. Bahkan mereka mengaku sudah punya aplikasi kencan tersendiri, namanya Sapio.
Sapio adalah Tinder-nya untuk mereka yang tertarik mencari pasangan berdasarkan kecerdasan. Jika tidak mendapat yang lebih pintar, paling tidak yang sepadan.
Alih-alih memasang foto profil seperti di Tinder, pengguna Sapio harus mengisi beberapa pertanyaan yang mengindikasikan kecerdasan. Misalnya, “Hal inti apa yang Anda inginkan dari pasangan?” atau “Musik apa yang harus saya dengarkan?”, dan lain sebagainya.
Mereka juga ditantang untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar politik, filfasat, dan kebudayaan. Oh iya, mereka juga harus menjawab posisi seks apa yang paling menjadi favorit.
Lepas dari itu, dari mana istilah sapioseksual berasal?
Pengguna Livejournal yang menamakan dirinya wolfieboy mengklaim telah menciptakan istilah itu pada musim panas 1998 saat sedang mengemudi dari San Francisco. Ia menjelaskan bahwa menjadi sapioseksual biasanya menginginkan “ketajaman, keingintahuan, berwawasan, kesopanan … dan diskusi folosifs sebagai pemanasan.”
Mereka juga menginginkan seseorang yang menunjukkan kecerdasan dan rasa humor tinggi. Intinya bagi mereka: cerdas itu seksi!